Ribuan Pelari Ramaikan Tetralogy East Java Running Festival di Banyuwangi

by -2381 Views
Writer: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono
iklan aston

Banyuwangi, seblang.com – Sebanyak 1.200 pelari dari berbagai daerah memadati Pantai Boom Marina, Banyuwangi, Minggu (16/1/2025), dalam ajang Tetralogi East Java Running Festival (EJRF). Kompetisi ini digelar sebagai hasil kolaborasi antara Polda Jawa Timur dan Pemkab Banyuwangi.

Para peserta berasal dari berbagai wilayah, termasuk Surabaya, Bali, Lombok, dan Malang. Mereka berkompetisi dalam tiga kategori jarak, yakni 2,5 km, 5 km, dan 10 km. Rute lari melintasi kawasan ikonik Banyuwangi, seperti Taman Sritanjung, Taman Tirtawangi (Patung Kuda), dan Taman Blambangan.



Event ini diikuti berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga lansia. Sepanjang rute, warga Banyuwangi memberikan dukungan penuh, bahkan ada yang membagikan minuman dan camilan kepada para pelari.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan apresiasi kepada Polda Jatim karena menjadikan Banyuwangi sebagai tuan rumah perdana event tetralogi ini.

“Terima kasih atas dukungan Polda Jatim yang ikut memajukan *wellness tourism* di Banyuwangi. Lari kini menjadi gaya hidup yang diminati berbagai kalangan, dan kami terus berupaya mewadahi komunitas olahraga melalui berbagai event,” ujar Ipuk, yang turut berlari bersama peserta.

Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol. Arman Asmara, menyebutkan bahwa Banyuwangi dipilih karena rekam jejaknya dalam menyelenggarakan event sport tourism.

“Dukungan masyarakat Banyuwangi sangat luar biasa. Setelah ini, Tetralogy EJRF akan dilanjutkan di Kota Kediri, Madiun, dan ditutup di Surabaya,” kata Arman, yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Banyuwangi pada 2020–2021.

Sebagai kompetisi bertajuk tetralogi, event ini akan mengakumulasikan poin dari seluruh rangkaian lomba untuk menentukan pelari terbaik. Salah satu peserta, Dewi Nur Laily, juara kategori 5 km putri, mengaku mempersiapkan diri dengan serius.

“Alhamdulillah, latihan saya selama sebulan terakhir terbayar. Saya ingin terus memperbaiki waktu tempuh,” ungkap Dewi, yang mencatatkan waktu 26 menit 47 detik.

Semangat juga ditunjukkan Slamet (60), warga Kelurahan Lateng, yang berlari bersama anak dan cucunya di kategori 2,5 km.

“Meski sudah tua, semangat tetap harus muda. Ini pengalaman yang luar biasa,” ucapnya.

Event ini menjadi salah satu langkah Banyuwangi dalam mengembangkan *sport tourism*, melengkapi agenda olahraga lainnya seperti balap sepeda, paralayang, tenis, hingga sepatu roda, dengan skala nasional maupun internasional.

iklan warung gazebo

No More Posts Available.

No more pages to load.