“Nah kalau Pilpres itu, dimana saja kita bisa melakukan pemungutan suara. Bahkan orang dari luar Kabupaten Jember bisa melakukan pencoblosan disini,” sambungnya.
Apalagi pada saat hari pemilihan, para pemilih yang sedang bekerja diluar Kabupaten Jember, tidak bisa menyalurkan hak suaranya.
“Tentunya mereka dibatasi jarak maupun keterbatasan waktu. Semisal, ada masyarakat di Kecamatan Tempurejo Jember, jadi tukang gigi di Papua sana. Ini kan tidak bisa melakukan pencoblosan, karena dia sudah berada di luar Kabupaten Jember,” kata Sigit.
“Bahkan masyarakat yang di Kabupaten Jember saja belum tentu mau melakukan pencoblosan,” imbuhnya.
Untuk menarik minat para pemilih, Sigit berharap saat hari pemilihan yang jatuh pada tanggal 27 November mendatang. Harus diliburkan serentak, supaya angka partisipasi dapat meningkat.
“Sehingg pada hari H Pilkda nanti, jadi hari libur sementara. Saya juga berharap kepada para pengusaha bisa memberi ruang kepada karyawannya diberikan ruang, jangan disuruh bekerja saat waktunya melakukan pencoblosan,” ungkapnya.
“Tentunya target partisipasi pemilih nantinya mencapai di angka 90 persen. Serta pemilih dalam Pilkada Jember 2024 dapat terwujud. Juga semua pihak mendorong masyarakat agar mau datang dan mencoblos di TPS, karena kunci suksesnya Pilkada ada di TPS,” pungkas mantan Kepala BPBD Jember itu.