Kasus DBD di Banyuwangi Menurun Semua Pihak Diminta Waspada

by -649 Views
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)  Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat
Girl in a jacket

Banyuwangi, seblang.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) terkait terus berupaya menangani dan menuntaskan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi di Banyuwangi.

Menurut Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)  Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat, sampai dengan Maret 2024 jumlah kasus DBD mengalami penurunan meskipun angkanya masih cukup tinggi.

iklan aston

Dia menuturkan dalam bulan Februari 2024 petugas kesehatan menemukan dan mendeteksi 49 kasus. Dalam bulan  Maret jumlah kasus DBD yang ditemukan petugas di lapangan tercatat 45 kasus.

Keberhasilan menurunkan angka kasus DBD merupakan salah satu keberhasilan pemerintah dalam sosialisasi dan mengedukasi semua warga untuk menggalakan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Gerakan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup) serta pemasangan kelambu secara efektif dapat membantu pencegahan demam berdarah, imbuh Amir.

“Ini yang terus kita libatkan seluruh sektor terkait dan juga meminta kepada semua stakeholder terutama di tim penggerak PKK dasa wisma untuk menugaskan satu orang yang memantau jentik nyamuk di setiap kepala keluarga (KK),” ujar Amir di kantor PemKab Banyuwangi pada Rabu (3/4/2024).

Selanjutnya dia mengungkapkan dalam kondisi hujan, terang kemudian hujan lagi sangat memingkinkan perkembangan nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti).

Lebih lanjut dia menambahkan tiga kecamatan yang angka temuan kasus DBD cukup tinggi adalah; kecamatan Muncar, Srono dan kecamatan Bangorejo.

Secara khusus untuk kecamatan Muncar dan Srono yang merupakan daerah endemik, menurut Amir, pihaknya sudah mengintensifkan komunikasi dan koordinasi dengan para pihak terkait.

“Untuk kecamatan Bangorejo saya datang sendiri bertemu dengan Camat, Kapolsek, Danramil dan seluruh kepala desa (Kades) untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan mengupayakan peningkatan Kemunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) agar terhindar gigitan nyamuk demam berdarah dengan gerakan 3 M,” imbuh Amir.

Di beberapa kecamatan menurut dia temuan kasus DBD relatif kecil, namun potensi peningkatan populasi nyamuk Aedes Aegypti cukup masif.”Hal ini membutuhkan kewaspadaan kita bersama,” pungkasnya.///////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.