Seorang Bayi Meninggal Akibat DBD, Dinkes Jember Catat Ada 400 Kasus

by -1674 Views
Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Hendro Soelistijono.
iklan aston

Jember, seblang.com – Seorang bayi yang baru berumur 9 bulan, meninggal akibat terdiagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember, mencatat sebanyak 400 kasus DBD yang terjadi selama bulan Januari dan Februari tahun 2024.

iklan aston
iklan aston

“Memang terjadi kenaikan jumlah kasus DBD. Jadi total selama tahun 2024, total ada 1.593 kasus yang terlaporkan. Tapi yang masuk kategori DBD itu sekitar 400 kasus. Nah sisanya baru Demam Dengue Fever bukan DBD,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Hendro Soelistijono saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (4/3/2024).

“Untuk Dengue Fever itu, kalau sudah parah, nantinya bisa jadi DBD. Apabila sudah muncul bercak merah, berarti mulai terkena Demam Berdarah,” sambungnya.

Untuk tahun 2024, kata dr. Hendro, tercatat ada 4 orang meninggal. Diantaranya 3 orang dewasa, dan 1 bayi.

“Nah kasusnya untuk si bayi ini, awalnya demam, kemudian dibawa ke rumah sakit dan sempat dirawat juga. Tapi karena kategorinya berat akhirnya si bayi meninggal karena mengalami dehidrasi. Karena memang bayi tidak kuat akan dehidrasi. Kalau orang dewasa masih mampu menahan dehidrasi. Tapi kalau bayi, akan cepat menurun daya tahan tubuhnya,” ungkapnya.

Ditanya terkait empat orang yang terkena DBD tersebut apakah terjadi di satu wilayah saja?

“Tidak, 4 orang yang terkena DBD ini tersebar di seluruh wilayah kabupaten jember,” ujarnya.

“Yang baru ini ya si bayi ini, inisialnya K bayi berumur 9 bulan dan berjenis kelamin laki-laki,” sebutnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit DBD ini, kata Mantan Dirut RSD dr. Soebandi itu, pihaknya mengajak masyarakat rutin membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, guna meminilisir sarang nyamuk.

“Tentunya dengan adanya kasus ini, kita lakukan penyemprotan sekaligus edukasi dan sosialisasi. Untuk memberantaskan sarang nyamuk di wilayah sekitarnya,” katanya.

“Karena memang kita ketahui bahwa sarang-sarang nyamuknya itukan sekarang ditempat dimana air-air itu terjebak. Itu potensi menjadi sarang nyamuk. Harapan kami masyarakat rajin melakukan kerja bakti. Serta tidak lupa menerapkan 3M. Yakni menutup, mengguras dan mengubur barang yang menampung air atau yang berisiko menjadi sarang nyamuk,” tandasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.