Hasil Uji Sampel Air Sumur dan Sungai, Kadinkes Jember : Ada Zat Berbahaya

by -1323 Views
Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Hendro Soelistijono
iklan aston

Jember , seblang.com – Hasil uji sampel air sungai dan sumur di rumah MAP (korban kulit melepuh) dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Jember menyebutkan bahwa dua tempat tersebut ditemukan beberapa zat berbahaya. Serta zat kimia dari sampel air yang diperiksa.

“Alhamdulillah hasilnya ada dua, di sumur yang berbahaya, yaitu (mengandung) mangan adalah zat mineral yang didapatkan dari batu-batuan. Ini berbahaya kalau dikonsumsi terus menerus. Karena akan menyebabkan gangguan pencernaan, gangguan ginjal, dan lain-lain,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Hendro Soelistijono saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di kantornya, Selasa (23/1/2024) siang.

iklan aston
iklan aston

Sementara itu, untuk sampel air yang diambil dari aliran sungai saluran irigasi sawah, kata dr. Hendro, juga terdapat beberapa kandungan zat kimia.

“Di sisi yang lain, sungai mengandung 2 zat kimia, nitrit (Natrium Nitrit) dan Kupri (tembaga). Untuk nitrit, biasa digunakan sebagai pengawet makanan, sedangkan nitrit biasanya digunakan untuk pestisida,” ulasnya.

Sehingga, dengan adanya hasil laboratorium tersebut, pihaknya langsung menugaskan Kepala Puskesmas Ambulu, untuk memberikan edukasi kepada keluarga korban dan warga.

“Hal ini harus segera kita edukasikan kepada keluarganya. Agar tidak menggunakan sumur tersebut sebagai konsumsi air minum. Kalau untuk mandi tidak masalah. Kemudian untuk aliran sungai itu, bisa kita pahami karena sungai tersebut alirannya dari sawah. Jadi kemungkinan Kupri dan Nitrit tersebut digunakan oleh petani,” ungkapnya.

Dari adanya kejadian tersebut, Dinkes Jember mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memanfaatkan aliran sungai di desa setempat.

“Untuk saat ini kalau tidak penting tidak perlu mandi di sungai. Karena pasti sungai-sungai saat ini banyak tercemar oleh aliran-aliran dari sawah, dan lain-lain. Demi keamanan,” harapnya.

“Karena beberapa orang yang mungkin (mengalami) alergi Kupri bisa terjadi. Tapi untuk pasien yang ini (kulitnya melepuh), bukan karena zat kimia tersebut. Tapi murni oleh karena (kondisi mirip) Sindroma Stevens-Johnson, (akibat) alergi obat maupun makanan yang dikonsumsi,” sambungnya.

Dr. Hendro menambahkan, meskipun ditemukan zat berbahaya dan zat kimia ini. Pihaknya menegaskan bukan menjadi penyebab dampak yang dialami oleh bocah yang mengalami kulit melepuh itu.

“Karena kandungannya tidak begitu besar. Seandainya pun diduga itu, harusnya iritasi mengenai seluruh tubuh, tapi ini hanya di kulit-kulit tertentu,” ujar mantan Dirut RSD dr. Soebandi itu.

“Kemudian sesuai diagnosis dari RSD Soebandi, bahwa ini murni karena alergi (kulit) yang menyebabkan (kondisi mirip) Sindroma Stevens-Johnson,” sambungnya.

Diberitakan sebelumnya, MAP (14) bocah yang kulitnya melepuh usai mandi di aliran sungai irigasi areal persawahan, wilayah desa dan Kecamatan Ambulu (4/1/) lalu.

Saat ini kondisi bocah tersebut, masih menjalani penanganan medis dan berada di ruang isolasi RSD dr. Soebandi Jember.

Dari adanya temuan kasus tersebut, pasalnya menurut dr. Benedictus Gebyar, Sp. A sekaligus Dokter Penanggung Jawab Pasien.

Bocah tersebut dimungkinkan mengalami TEN (Toxic Epidermolysis Necrotikans), Overlaping dengan SJS (Sindroma Stevens-Johnson).

“Kalau TEN biasanya lebih dari 30 persen, dan SJS itu rata2 10 persen. Kalau antara 10-30 itu yang dinamakan overlaping, antara SJS dan TEN itu,” ucap dr Gebyar saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di RSD dr. Soebandi Jember, Selasa (16/1/2024) siang.

Penyebabnya menurut teori, lanjut dr. Gebyar, kadang-kadang bersifat multi faktorial. Namun demikian, kebanyakan dikatakan karena hipersensifitas dari pasien tersebut atau karena reaksi alergi yang berlebihan.

“Kebanyakan memang sekitar 70-90 persen penyebabnya karena obat. 10 persen itu bisa disebabkan lain,” katanya.///////

No More Posts Available.

No more pages to load.