Madiun, seblang.com – Kapolres Madiun, AKBP Anton Prasetyo, mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan tidak mudah terprovokasi. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap konflik yang sering terjadi antara perguruan silat di Kabupaten Madiun.
AKBP Anton Prasetyo menerapkan sistem manajemen terbuka, dengan tujuan membuka sekat komunikasi antara pimpinan dan anggota Polisi dengan masyarakat. “Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya konflik perguruan silat,” kata AKBP Anton.
Menurut Kapolres Madiun, kerjasama dan peran semua pihak, termasuk level desa dan paguyuban, secara sinergis telah mencegah konflik dan bahkan meredam konflik yang sudah terjadi.
AKBP Anton Prasetyo menjelaskan bahwa sejak tahun 2021, ia dan seluruh pejabat telah melakukan antisipasi terhadap potensi konflik perguruan silat, termasuk sosialisasi, edukasi, dan penindakan yang dilakukan bersama masyarakat dan pemerintah.
“Hasilnya, selama 6 bulan terakhir, Madiun Raya sudah tidak lagi mengalami konflik antar perguruan, sementara di kabupaten lain masih sering terjadi konflik,” ungkapnya.
Kapolres Madiun mengakui bahwa hal ini tidak terlepas dari kerjasama yang baik antara semua komponen elemen masyarakat, TNI, dan Polri. Meski begitu, AKBP Anton Prasetyo tetap berpesan agar semua elemen masyarakat, terutama dalam menjelang Pemilu 2024, selalu mengedepankan persatuan, persaudaraan, dan kekompakan untuk menjaga kondusifitas wilayah Madiun.
Tahun ini, situasi telah membaik dengan tidak adanya korban dan konflik perguruan. Kapolres Madiun berharap bahwa upaya menjaga kedamaian ini dapat dilakukan dengan senang hati dan ikhlas, sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat./////
