Banyuwangi, seblang.com – Badan Pengelola Geopark seluruh Indonesia kumpul di Banyuwangi mengikuti Musyawarah Nasional (Munas), Jumat (7/7/2023). Munas yang diinisiasi Pemkab Banyuwangi dan Badan Pengelola Geopark Ijen tersebut bertujuan untuk memperkuat kerjasama jejaring Geopark se-Indonesia
Munas digelar di Gedung Juang Banyuwangi dihadiri perwakilan 29 badan pengelola geopark di Indonesia. Mulai dari Geopark Rinjani, Batur, Gunungsewu, Kaldera Toba, Ciletuh Pelabuhan Ratu, Belitong, Raja Ampat, dan masih banyak lainnya.
“Geopark merupakan aset berharga yang harus kita jaga bersama. Melalui Munas ini, kami berharap dapat memperkuat kerjasama antar serta jejaring Geopark di Indonesia,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Untuk itu, lanjut Ipuk, kerjasama antar jejaring Geopark Indonesia dapat menghasilkan ide dan gagasan tentang konservasi alam.
“Kami ingin belajar dari yang terbaik. Untuk itu kami berharap dapat menimba ilmu dari berbagai geopark Indonesia tentang konservasi alam dan pengelolaan Geopark Ijen,” imbuh Ipuk.
Geopark Ijen sendiri secara resmi ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark (UGG) atau warisan dunia dalam sidang tahunan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) di Paris, Prancis, Mei lalu.
Dalam munas tersebut dibahas sejumlah agenda. Antara lain penguatan kelembagaan dan jejaring Geopark Indonesia, serta pembahasan program pendukung konservasi Geopark.
Terkait Geopark Ijen, Ketua Jaringan Geopark Indonesia (JGI), Mohamad Farid Zaini, mengatakan Ijen Geopark punya keunikan yang tidak dimiliki oleh Geopark lainnya. Menurutnya, Ijen Geopark memiliki paket lengkap.
“Ijen Geopark adalah paket lengkap. Dilihat dari lanskap vulkaniknya, formasi geologi yang unik, dan warisan budayanya, semuanya ada,” ujar Farid.
Ia mengaku takjub dengan program-program yang telah berjalan, seperti kegiatan edukasi di sekolah, pemberdayaan masyarakat, pelatihan geowisata, geoproduk, hingga aspek konservasi Geopark Ijen.
“Ini menunjukkan keseriusan Pemkab Banyuwangi dan Geopark Ijen dalam menjaga warisan dunia ini,” tambah Farid.
Sementara Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) Banyuwangi, Abdillah Baraas menyebutkan bahwa pada tahap penilaian lalu, Ijen Geopark berhasil mendapatkan nilai tinggi, yakni skor 872.
“Meski demikian, kita tetap harus bekerja keras, melakukan pembenahan di berbagai aspek agar status UGG tetap bisa kita pertahankan pada masa revalidasi 2026 mendatang. Tentu dengan kolaborasi bersama pihak-pihak terkait ,” katanya.
Munas Badan Pengelola Geopark se-Indonesia ini merupakan rangkaian dari event Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang tahun ini mengusung tema “The Magic of Ijen Geopark”, 5-9 Juli.
Selain defile kostum etnik kontemporer, BEC diisi dengan berbagai kegiatan lain, di antaranya parade ethno wear, Munas Geopark, Muhibah Budaya, parade BEC. (*)