Banyuwangi, seblang.com – Sistem pembagian/ alokasi dana pembinaan dan peningkatan pretasi olahraga yang diterapkan KONI Banyuwangi secara ketat dan prestasi para atlet Banyuwangi dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim) menarik kabupaten / kota untuk belajar.
Seperti yang dilakukan oleh Komisi I DPRD Kabupaten Jembrana Bali yang datang dan berkunjung ke KONI Banyuwangi karena ingin mencontoh sistem yang diterapkan KONI Banyuwangi.
Menurut Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Jembrana Ketut Sadwi Darmawan dalam upaya belajar sistem yang diterapkan KONI Banyuwangi dalam membagikan anggaran ke seluruh cabang olahraga maka dinilai perlu melakukan study tiru ke Banyuwangi pada Sabtu( 24/06/ 2023).
Kedatangan para wakil rakyat dari kabupaten yang lokasinya berbatasan langsung dengan ujung timur pulau Jawa disambut hangat oleh jajaran pengurus KONI Banyuwangi.
Ketut Sadwi Darmawan menuturkan, kedatangannya ke Banyuwangi untuk mengadopsi sistem pembagian anggaran yang diterapkan KONI Banyuwangi. Sebab meskipun alokasi dana pembinaan KONI Banyuwangi lebih kecil dibanding Kabupaten Jembrana, namun mampu masuk 10 besar dalam mengikuti Poprov Jatim.
“Kami merasa penting datang ke Banyuwangi karena selama ini prestasinya luar biasa. Dengan anggaran yang sangat terbatas mampu masuk sepuluh besar dalam Porprov Jatim. Itu yang membuat kami ingin belajar dan mengadopsi sistem pembinaan yang diterapkan Banyuwangi termasuk pembagian anggaran,” jelas Ketut Sadwi.
Politisi Gerindra kabupaten Jembrana mengungkapkan setelah melakukan diskusi pihaknya menilai pengurus KONI Banyuwangi menerapkan sistem pembagian anggaran secara profesional dan proporsional.
Dimana ada perbedaan besaran anggaran yang diterima antara cabor yang berprestasi dengan cabor yang prestasinya minim. Sehingga memacu semua cabor berlomba untuk meningkatkan prestasi atletnya.
“Ternyata dengan anggaran besar tetapi dengan sistem pengelolaan yang kurang bagus tidak memungkinkan untuk berprestasi. Kami mengalokasikan dana untuk KONI sebesar Rp. 8 Milyar. Karena DPRD Jembrana ingin anak-anak mendapatkan pembinaan dan berprestasi sehingga menambah anggaran Rp. 2,6 Milyar sehingga total anggaran Rp. 10,6 Milyar,” tambahnya.
Pola pembagian anggaran yang didasarkan bukan pada hubungan kedekatan antara cabor dengan pengurus KONI tersebut, menurutnya patut ditiru untuk diterapkan di Kabupaten Jembrana.
Sementara itu Ketua Bidang Anggaran KONI Banyuwangi, KGS Abd. Sakur menyatakan, meski dinilai bagus oleh kabupaten/kota lain, namun pihaknya terus melakukan penyempurnaan dan mencari formula pembagian anggaran yang lebih sempurna, sehingga manfaatnya bagi atlet semakin maksimal.
“Dimana ada item-item yang harus dipatuhi dan ditaati oleh cabor-cabor sehingga mampu memunculkan atlet-atlet yang berprestasi,” jelas Sakur.
Selain itu kata dia, KONI juga terus melakukan komunikasi, koordinasi dan bersinergi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi dalam menerapkan penggunaan sistem aplikasi Sistem Informasi Keolahragaan (Siraga).
Dengan aplikasi tersebut, semua pihak bisa mengakses seluruh informasi prestasi, data klub olahraga dan pemain serta program kegiatan cabor sehingga lebih profesional, transparan dan akuntabel.
Untuk diketahui, KONI Kabupaten Jembrana Bali, mendapatkan kucuran anggaran sebasar Rp. 10,6 Milyar dari pemerintah daerah setempat. Sedangkan KONI Banyuwangi mendapatkan alokasi dana sebesar Rp. 4 Milyar.////