Banyuwangi, sebelah.com – Sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya hebat dari sang maestro tari tradisional Banyuwangi, Sumitro Hadi, Banyuwangi kembali menghadirkan Festival Sulur Kembang ke -3 di Gesibu Blambangan Banyuwangi pada Sabtu (18/03/2023).
Festival Sulur Kembang merupakan pertunjukan seni tari yang menampilkan karya-karya dari Sumitro Hadi semasa hidupnya.
Sulur kembang sendiri mengandung arti bunga yang menjalar kemana-kemana. Sebuah penggambaran dari seorang Sumitro Hadi yang rela tulus dan ikhlas menyulurkan ilmu kepada anak didiknya.
Pada tahun yang ke -3, Festival Sulur Kembang mengangkat tema “Satukan Niat Bulatkan Tekad”.
Hadir dalam Festival Sulur Kembang ke 3 Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuwangi Dwi Yanto memberikan semangat dan selamat kepada para seniman tari di acara tersebut.
“Terimakasih dan Alhamdulillah atas dicabutnya pembatasan kegiatan PPKM, sangat terlihat pergerakan ekonomi di sektor seni dan budaya sangat terasa. Dengan kegiatan Festival Sulur Kembang 3 ini bisa terus mengalir kepada generasi penerus,” ujar Dwi Yanto.
Menurut Ketua sanggar Lang Lang Buana sekaligus penggagas Festival Sulur Kembang, Sabar Harianto, pihaknya mengungkapkan rasa syukur atas terselenggarakannya kegiatan sebagai upaya memelihara dan melestarikan karya-karya sang maestro Sumitro Hadi.
“Kegiatan Festival Sulur Kembang ini merupakan acara rutin yang kami gelar untuk melestarikan karya sang maestro sekaligus memperingati hari jadi sanggar Lang Lang Buana ke -33 tahun,” ungkap Sabar.
Pengunjung dan para penonton yang datang menyaksikan Festival Sulur Kembang 3 terlihat sangat antusias. Hal tersebut bisa dilihat dari penuhnya tempat duduk penonton yang berada di tribun Gesibu Blambangan Banyuwangi.
Dalam gelaran Festival Sulur Kembang ke-3, sanggar Lang Lang Buana membawakan beberapa tari karya Sabar Harianto antara lain; Tari Kampret, Tari Celeng, Tari Banyu Biru, Tari Singomanjuruh, Tari Minak Jinggo dan Tari Sriganyong.
Salah seorang warga asal Sidney, Australia Bredley yang sudah 10 bulan berada di Banyuwangi dengan berani tampil tari tradisional dengan memerankan tokoh pewayangan Bima.
“Dulu saya pernah belajar menari dibimbing Sabar Hariyanto sewaktu di Australia. Kini saya support acara Sulur Kembang ke-3 sekaligus memberanikan diri untuk tampil dihadapan ribuan penonton di Gesibu Blambangan,” kata Bredley.
Pada akhir acara, Bredley mengaku ingin mengajak sanggar Lang Lang Buana untuk perform di Australia.
“Jika diberikan kesempatan nanti, saya ingin mengajak seniman-seniman di sanggar ini untuk perform di Australia.” pungkas Bredley.
Acara puncak Festival Sulur Kembang itu menampilkan kolaborasi yang disusun secara medley oleh sanggar seni Lang Lang Buana.
Dalam pagelaran, Festival Sulur Kembang ke-3 juga turut dimeriahkan oleh penampila penari Gandrung “Emak-emak” dari Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia Banyuwangi.