“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
Pemanasan global
Di dalam bingkai kesadaran risalah ilahiah inilah, maka keterlibatan dalam aksi tanam10 juta pohon akan memberi feed back yang baik bagi dirinya.
Pertama, mengasah tanggung jawab rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam) karena pohon itu itu untuk seluruh alam. Tanpa sekat primordialisme apapun. Apalagi ketika bumi sedang dikoyak-koyak oleh pemanasan global.
Kedua, menumbuhkan tanggung jawab generasional. Tanaman pohon itu sering kali manfaat atau profitnya justru untuk orang lain, bahkan untuk generasi berikut.
Contoh menanam mangrove. Yang mendapat profit atau kemanfaatan mungkin masyarakat pinggir pantai, nelayan, dan satwa yang habitatnya di mangrove. Demikian pula tanaman lain mungkin baru bisa dinikmati puluhan tahun lagi ketika penanamnya sudah di alam barzah.
Ketiga, menanam pohon itu meyakinkan bahwa hidup itu tidak semua diukur dengan materialisme. Pohon menghasilkan kayu dan buah, bisa dikalkulasi matematis. Tetapi udara sehat dan segar yang dihasilkan pohon itu kan tidak bisa dikalkulasi. Samalah, gaji sebagai PNS atau tenaga honorer itu adalah rejeki dari Tuhan yang bisa dikalkulasi. Tetapi rejeki berupa udara yang setiap detik kita hidup apakah bisa dikalkulasi?
Keempat, membangun jiwa ikhlas. Menanam pohon itu berada pada jalur “memberi tak harap kembali”. Tidak sempat berpikir akan mendapat imbalannya atau hasilnya. Bahkan namanya pun belum tentu dikenang. Karena di areal penghijauan biasanya tidak dituliskan prasasti.
Kelima, ikut menanam pohon yang dilakukan dengan penuh syukur dan ikhlas akan mendekatkan rahmat Allah kepada dirinya. Dan rahmat Allah itu sesuatu yang sangat bernilai tanpa tanding. Sampai-sampai orang bisa masuk surga itu karena rahmat Allah, bukan karena jumlah kebaikan yang ditabung selama hidupnya.
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah direformasi dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.” (Quran, Al Araf 56).
Dengan begitu mudah-mudahan siapapun yang ambil peran dalam penanaman pohon, eksistensinya juga akan seperti pohon yang baik.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit. Menghasilkan buah-buahan pada setiap waktu dengan izin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk menusia agar mereka selalu ingat.” (Quran, Ibrahim 24-25).
Rabbi a’lam (Tuhan Maha Tahu)
Anwar Hudijono, wartawan senior tinggal di Sidoarjo