Refleksi Awal Tahun dan Aksi Tanam 10 Juta Pohon: Risalah Ilahiah

by -797 Views
Wartawan: ano
Editor: Herry W. Sulaksono

Oleh Anwar Hudijono

Perlahan tapi pasti. Begitulah prosesi aksi tanam 10 juta pohon Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sejak digulirkan hari Selasa (24/5/2022) di Bali.



Aksi  ini merupakan agenda Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Sekaligus bentuk komitmen Indonesia mendukung The Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.

Pergerakan aksi ini  seperti rembesan air dari celah bebatuan di lereng lembah menuju danau. Alirannya kecil nyaris tanpa riak gempita seperti aliran banjir bandang. Kendati demikian rembesan itu menjadikan permukaan danau berubah naik sedikit demi sedikit.

Skala arealnya terus meluas. Manusia yang terlibat dalam banyak peran terus bertambah. Pihak-pihak yang masuk jejaring kolaborasi terus meningkat.

Perubahan – betapapun terjadi secara gradual – itulah salah satu sisi penting dan strategis dari aksi tanam 10 juta pohon. Aksi ini bukan proyek mercusuar yang dalam sekejap terwujud secara megah dan terlihat layaknya membangun gedung, jalan dan infrastruktur lain.

Target aksi ini bukan sekadar hasil dimensi fisik berupa kebun-kebun atau hutan. Kalau itu targetnya, jumlah 10 juta pohon itu hanya semacam sehelai bulu di tubuh kambing gibas. Terlalu sedikit. Karena luas arealnya yang nyaris tak terhingga.  Belum lagi kerusakan yang setiap  hari terus bertambah seperti adanya pembabatan hutan, pembalakan liar, penambangan.

Di samping itu,membutuhkan waktu yang cukup lama. Bisa tahunan bahkan puluhan tahun baru bisa terlihat hasil secara fisikal. Ditambah pasti butuh biaya yang sangat besar baik saat penanaman maupun pemeliharaan.

Mereformasi bumi

Dimensik instrinsik aksi tanam 10 juta pohon ini yang lebih utama. Yaitu, membangkitkan  pengetahuan dan kesadaran terhadap penanaman pohon sebagai risalah ilahiah.

Risalah ilahiah dalam arti sebuah aktivitas yang dicontohkan Tuhan untuk kemudian diamanatkan untuk diikuti manusia sebagai wakil-Nya (khalifah) di atas bumi.

Menumbuhkan pepohonan adalah salah satu cara Allah memelihara, mereformasi bumi. Cukup banyak ayat Al Quran yang menjelaskan tentang hal tersebut.

Misalnya, di surah Al Araf 57-58.

Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu.Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”

iklan warung gazebo