Rapat Tahunan OECD, Indonesia Presentasikan Keunggulan Program Komunikasi Digital & Sosial

by -762 Views
Delegasi Indonesia untuk rapat tahunan OECD di Paris dihadiri oleh Akhmad Firmannamal, Ardilla Amry, Devie Rahmawati, Rizky Ameliah, Zaky Ramadhan.
iklan aston

Jakarta, Seblang.com – Indonesia diundang untuk dapat mempresentasikan keberhasilan strategi dalam penanganan Covid – 19 berbasis pendekatan komunikasi digital dan sosial di Kantor Pusat OECD (Organisasi Internasional Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) Paris (28/9/2022)

Delegasi Indonesia dihadiri oleh Akhmad Firmannamal, Ardilla Amry, Devie Rahmawati, Rizky Ameliah, Zaky Ramadhan.

iklan aston

Konferensi tahun 2022 bertajuk 5th meeting of the OECD Expert Group on Public Communication ini dihadiri lebih dari 40 delegasi dari sedikitnya 16 negara maju di dunia. Indonesia dan Singapura diundang mewakili Asia Tenggara.

Pertemuan ini berlangsung untuk mendengarkan berbagai studi kasus dan capaian berbagai negara di dunia, yang menggunakan pendekatan komunikasi untuk memperkuat tingkat kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah.

“Tidak hanya itu, pertemuan ini juga membagikan insight dari penggunaan Big Data dan Behavioral Study dalam praktik komunikasi publik selama pandemi,” kata Carlos Santiso, Head of Open and Innovative Government Division, OECD.

Ardilla Amry, Tim Posko Vaksinasi Merdeka Polda Metro Jaya mengatakan, Indonesia dengan jumlah penduduk 277 juta jiwa, warganya yang terinfeksi Covid hingga Agustus 2022 sebesar 6 juta kasus dengan total kematian 150 ribu kasus.

“Kondisi ini kontras dengan Amerika Serikat misalnya, yang memiliki penduduk sebanyak 322 Juta, yang terinfeksi Covid mencapai 95 juta orang dengan angka kematian lebih dari 1 juta,” ujar Ardilla Amry.

“Kehadiran delegasi Indonesia merupakan sebuah pengakuan terhadap kebijakan dan program kolaborasi yang dijalankan di berbagai Kementerian, Lembaga, Organisasi Masyarakat Sipil, Komunitas, Kampus, Swasta, Media serta masyarakat di akar rumput,” imbuh Ardilla Amry

Menurut Akhmad Firmannamal,  capaian ini, tidak terlepas dari berbagai kebijakan diantaranya program literasi Makin Cakap Digital, yang terselenggara sebanyak 17.414 kegiatan, sepanjang 2021.

“Hal ini untuk memberikan edukasi literasi digital agar masyarakat tidak mudah termakan disinformasi ataupun misinformasi. Khususnya di sosial media yang membuat mereka tidak mau melakukan social distancing hingga tidak mau terlibat program vaksinasi misalnya,” tambah Akhmad Firmannamal.

Sementara itu, menurut Devie Rahmawati sebagai salah satu penyaji, meskipun Indonesia bukanlah negara produsen vaksin, salah satu keberhasilan capaian Indonesia mengendalikan infeksi covid ialah melalui program vaksinasi.

“Dengan jumlah populasi, luas wilayah serta serbuan hoaks,  program vaksinasi awalnya tidak sepenuhnya disambut positif oleh masyarakat luas, hingga Indonesia pernah mengalami guncangan sosial di saat serbuan varian Delta,” ujar Devie Rahmawati sebagai salah satu penyaji.

Program Vaksinasi Merdeka yang diinisiasi oleh Polda Metro Jaya, kata Devie, menjadi salah satu studi kasus yang diminta OECD, Lembaga yang telah berdiri sejak 1948 ini, untuk dipresentasikan.

“Karena inovasi program Vaksinasi Merdeka yang menggunakan pendekatan komunikasi sosial, yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat (people centered), dinilai sejalan dengan rekomendasi OECD untuk para pengambil kebijakan di seluruh dunia,” jelas Devie.

Devie menjelaskan, vaksinasi merdeka mengawinkan tiga pendekatan yaitu behavioral insights, penggunaan teknologi digital serta kearifan sosial, gotong royong, yang berhasil melahirkan metode penyelengaraan vaksinasi yang kolosal di berbagai titik dengan biaya penyelenggaraan yang efisien (cost per shoot US$ 0,6-1).

Salain itu, pengelolaan ribuan relawan yang bekerja secara bersamaan di satu waktu secara masif dan penyelenggaraan yang singkat (17 hari), namun dengan dampak yang terukur yaitu capaian warga yang tervaksinasi lebih dari 97%.

“Sebelum hadirnya metode Vaksinasi Merdeka, capaian vaksinasi baru mencapai 33%,” tambah Devie Rahmawati, peneliti program Vokasi Universitas Indonesia

Sedangkan menurut Supriyanto, Kepala Posko Vaksinasi Merdeka Polda Metro Jaya, Vaksinasi Merdeka, lebih menekankan pada kekuatan partisipasi aktif publik, yang diawali dengan pendekatan persuasif kepolisian melalui desain program yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan publik.

“Metode ini berhasil karena meninggalkan pendekatan Top Bottom menjadi Bottom Up, sehingga no one left behind,” seru Supriyanto.

Ditambahkan Zaky Ramadhan, inisiator platform Vaksinasi Merdeka dan SiapBergerak, metode Vaksinasi Merdeka ini bukan hanya telah menjadi role model praktis penyelenggaraan vaksinasi di seluruh wilayah nusantara. Namun terus berkembang menjadi platform yang mampu memfasilitasi semangat gotong royong (kerelawanan) masyarakat Indonesia dengan kekuatan teknologi.

” Metode ini terus memberikan solusi terhadap berbagai tantangan sosial lain di luar masalah kesehatan,” ujar Zaky Ramadhan./////

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.