Banyuwangi, seblang.com – Sebagai wujud rasa cinta dan sayang kepada Aliansi Mahasiswa Cipayung Banyuwangi yang melakukan aksi unjuk rasa menyampaikan aspirasi di gedung DPDR Banyuwangi, aparat kepolisian dan anggota dewan membagikan bunga kepada para mahasiswa pada saat akhir kegiatan yang digelar di gedung DPRD Banyuwangi pada Senin (11/04/2022).
Menurut Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Nasrun Pasaribu, dalam pengamanan aksi Aliansi Mahasiswa Cipayung Banyuwangi pihaknya menurunkan 250 personel dan dibantu oleh TNI yang selama memback up setiap ada kegiatan pengamanan.
“Kami memberikan bunga sebagai bentuk rasa sayang dan cinta kepada para mahasiswa serta demi kebaikan bangsa dan negara. Dalam bulan Ramadan seharusnya semua bisa melaksanakan ibadah dengan khusyuk. Dengan adanya kegiatan unjuk rasa yang berjalan lancar dan tertib kami menyampaikan terima kasih,” jelas Kapolresta Banyuwangi.
Selanjutnya terkait dengan kelangkaan minyak sempat disinggung oleh peserta unjuk rasa, menurut Kombes Pol Nasrun sebenarnya tidak ada. Cuma pada waktu itu jatah untuk wilayah Banyuwangi belum datang.
Bahkan untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Banyuwangi berdasarkan pantau aparat kepolisian tidak ada masalah dan setiap harinya semua berjalan lancar.
Sebelumnya puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Cipayung Banyuwangi menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Banyuwangi, Senin (11/4/2022).
Ada beberapa aspirasi yang disampaikan oleh peserta aksi kepada anggota dewan untuk ditanda tangani dan dikirimkan kepada pusat. Poin-poin tersebut antara lain; menolak usulan masa jabatan presiden tiga periode, kenaikan dan kelangkaan minyak goreng di pasaran, menolak kenaikan PPN 11 persen dan kenaikan harga BBM Pertamax.
Peserta unjuk rasa diterima dan ditemui langsung dua Wakil Ketua DPRD Banyuwangi M Ali Mahrus dan Michael Edy Hariyanto bersama dengan beberapa anggota dewan.
Menurut Rozaki Mukhtar, Salah Seorang Koordinator aksi Aliansi Mahasiswa Cipayung Banyuwangi, pihaknya sangat menyesalkan kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM jenis Pertamax cukup jauh dari harga sebelumnya.
“Kami mengindikasi nantinya banyak terjadi proses shifting/peralihan. Yang biasanya menggunakan Pertamax lalu menggunakan Pertalite, meskipun itu sudah ada clusterisasinya, tapi ternyata temuan kami di lapangan yang banyak terjadi yakni proses-proses shifting,” jelas Rozaki.
Kedua terkait kelangkaan minyak goreng, pihaknya mensinyalir banyaknya saluran tata niaga, karena setiap provinsi berbeda. “Kami menduga adanya praktek curang mafia minyak goreng. Selanjutnya persoalan kenaikan PPN 11 persen dan usulan masa jabatan presiden RI tiga periode,” imbuh aktifis GMNI Banyuwangi itu.
Menurut dia empat tuntutan Aliansi Mahasiswa Cipayung Banyuwangi tersebut dinilai sangat berdampak pada kehidupan masyarakat Banyuwangi. “Semua elemen masyarakat merasakan hal ini, terutama minyak goreng yang langka. Ini terjadi ketimpangan,” pungkasnya.//