Banyuwangi, seblang.com – Dunia Pendidikan Banyuwangi saat ini sedang konsentrasi meningkatkan rata- rata lama sekolah dan harapan lama sekolah warga melalui Akselerasi Sekolah Masyarakat (AKSARA).
Demikian disampaikan Suratno, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi kepada wartawan mendia ini melalui sambungan Handphone (HP) pada Senin (28/02/2022).
“Program tersebut membutuhkan dukungan dan peran serta semua elemen masyarakat, karena sasarannya penduduk usia 20 tahun ke atas,” jelas Suratno.
Selanjutnya menanggapi pernyataan Bupati Banyuwangi terkait beberapa sekolah yang dinilai tidak siap saat melaksanakan Inspeksi mendadak (Sidak), lanjut Suratno, pihaknya sedang melakukan revitalisasi sarana sekolah dalam rangka menciptakan sekolah yang nyaman, sehat dan berbudaya akademik dengan fokus pada pengelolaan perpustakaan, UKS, Ruang BK untuk SMP dan Toilet Bersih.
“Selain terus mendorong kualitas layanan pendidikan kami juga sedang merancang lomba lingkungan sekolah sehat dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Untuk pelaksanaan kami usahakan secepatnya dan bidang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama (SD/SMP) terus melakukan persiapan,” imbuh pejabat asal Genteng itu.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam pembukaan Musrenbangcam beberapa waktu lalu antara lain mengungkapkan, untuk bidang Pendidikan – Harapan Lama Sekolah Kabupaten Banyuwangi tahun 2021 sebesar 13,1 tahun, artinya lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak Banyuwangi di masa mendatang adalah selama 13,1 tahun atau setara D2.
Kondisi tersebut meningkat 0,3 tahun dibanding Tahun 2020 sebesar 12,8 tahun. Harapan lama sekolah (HLS) terendah : Kecamatan Glagah, Kecamatan Tegaldlimo, Kecamatan Kabat, lanjut dia.
Sedangkan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Banyuwangi tahun 2021 sebesar 7,42 tahun, artinya rata-rata penduduk Banyuwangi yang berusia 25 tahun ke atas telah menempuh pendidikan setara kelas 8 SLTP. “ Kondisi ini meningkat 0,26 tahun dibanding Tahun 2020 sebesar 7,16 tahun. Rata – rata lama sekolah terendah : Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Tegaldlimo, Kecamatan Kalibaru,” jelas Bupati Ipuk.
Selanjutnya Bupati Banyuwangi meminta semua pihak terkait turut berperan aktif mendukung program AKSARA (Akselerasi Sekolah Masyarakat) antara lain dengan menjadi keluarga asuh. Apabila menemukan anak putus sekolah atau warga yang pendidikannya SMP kebawah supaya melaporkan ke desa/Satkorwildik. Atau membantu mendaftarkan ke PKBM atau Kelompok Belajar (Pokjar) terdekat.
“Ini adalah upaya kita untuk percepatan peningkatan HLS dan RLS, penanganan anak putus sekolah juga terus dilakukan dengan target sehingga tidak ada anak putus sekolah di Banyuwangi,” tambah Bupati Ipuk.
Lebih lanjut dia menuturkan beberapa kali melakukan sidak mengunjungi sekolah – sekolah menemukan fakta lingkungan sekolah, ruang UKS, perpustakaan dalam kondisi kotor, tidak terawat.
“ Saya tidak mau ini terjadi lagi, para kepala sekolah, guru-guru lebih peduli lah pada lingkungan tempat beraktivitas. Ajarkan pada anakanak kita untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Para koordinator Satkorwildik, camat untuk sering-sering ke lapangan, monitoring sekolah-sekolah untuk memberikan evaluasi, jangan sampai muncul di media ada bangunan sekolah rusak atau ambruk yang tidak terdeksi,” pungkasnya. //