Banyuwangi, seblang.com – PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banyuwangi menegaskan bahwa pihaknya tidak ada hubungan terkait Koperasi Karyawan Handana Warih yang bekerja sama dengan Klinik asal Surabaya dalam pelayanan rapid tes yang diduga tak prosedural.
“Meski anggota Koperasi Karyawan Handana Warih terdiri dari karyawan tetap ataupun karyawan outsourching PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banyuwangi, tetapi kita beda manajemen,” kata Marsadik, Manager Usaha PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banyuwangi, Jumat (11/12/2021) lalu.
PT. ASDP selaku operator pelabuhan penyeberangan Ketapang Banyuwangi juga memperlakukan hal yang sama kepada Koperasi Karyawan Handana Warih, yang menggandeng Klinik asal Surabaya untuk membayar sewa tempat pelayanan Rapid Test seperti klinik lain.
“Ini bisa Anda lihat kontrak sewanya, sama kan dengan Klinik yang lain? Dengan harga yang sama pula,” jelas Marsadik sembari memperlihatkan kontrak sewa tempat Koperasi Karyawan Handana Warih dan klinik lainnya kepada wartawan.
“Soal bagi hasil usaha layanan rapid test antigen swab dengan Klinik asal Surabaya. Hal itu merupakan urusan Koperasi Karyawan Handana Warih, bukan PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banyuwangi,” tegas Marsadik.
Disinggung tentang adanya pegawai outsorcing yang diduga ikut mengarahkan para penumpang ke salah satu klinik, Marsadik menjawab jika itu oknum. “Terima kasih sebagai bahan evaluasi kami,” ujarnya.
Marsadik juga meminta Dinas Kesehatan setempat dan aparat untuk menertibkan tempat pelayanan Rapid Test Antigen di luar kawasan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi yang terus menjamur, meski pernah ditertibkan beberapa waktu lalu.
Pasalnya, selain tak elok dipandang, kata Marsadik, juga mengganggu kenyamanan, lantaran banyak calo rapid test yang merangkap calo tiket berteriak-teriak ke pengguna jasa atau pengguna jalan.
“Saya minta Dinkes dan aparat serta pihak terkait untuk segera menertibkan. Karena saya kasihan ke pengguna jalan. Semerawut, Cegat sana, Cegat sini,” pungkasnya. //