Banyuwangi, seblang.com – Sepintas melihat penampilan 5 remaja putri penari Gandrung Banyuwangi yang akan tampil dalam acara Festival Musik Jalanan Tahun 2021 tidak berbeda dengan remaja pada umumnya.
Namun saat pemandu acara/Master Ceremony (MC) mengundang mereka untuk melakukan persiapan, para undangan dan penonton baru mengetahui ternyata grup penari Gandrung yang tampil adalah kelompok penyandang difabel.
Menurut Umi Syamsyiyah, Guru Seni Budaya SMA Luar Biasa (LB) Banyuwangi anak didikannya adalah penyandang tuna rungu wicara, miskin akan bahasa, miskin kata-kata dan tidak mendengar serta tidak bisa bicara bahkan ada juga yang tuna grahita, yaitu IQ-nya dibawah rata-rata.
“Kami sebagai pembina seni tari bekerja dengan keras dan bersyukurnya sistem dan cara pengajaran kami dapat diterima mereka. Sehingga dapat menari Gandrung maupun tari yang lain. Kami menggunakan teknik hitungan, misalnya gerakan pertama hitungan berapa hingga berapa dan selanjutnya. Lalu mereka akan menghafal gerakanya dan kemudian akan dipadukan dengan musiknya,”jelas Umi.
Selanjutnya dia menuturkan pertama kali mengajari anak didiknya, mereka akan menyaksikan tampilan penari Gandrung maupun tari yang lain melalui video. Setelah melihat contoh tarian beberapa kali, pelatih akan membuat hitungan pada setiap gerakannya.
Saat ini rata-rata para penari Gandrung difabel tersebut duduk dibangku SMA LB kelas XI dan XII. Adapun nama anggota penari Gandrung SMA LB Banyuwangi adalah; Safira, Sayu Salsabila, Putri Pangestu, Annisa Retnoningtyas dan Yaumalin.
“Selama ini kami sudah pernah tampil di Pendapa Sabha Swagatha Blambangan Banyuwangi, kegiatan-kegiatan di kecamatan. Untuk regenasi selanjutnya kami sudah memiliki kader-kader dan juga menggali melalui assastment. Anak tersebut berbakat atau tidak. Apabila dinilai pelatih berbakat maka mulai dari kelas X akan dilatih,”ujar Umi.
Wartawan : Nurhadi