Banyuwangi, seblang.com – Bantuan Sosial (Bansos) beras dari Kementerian Sosial yang dibagikan ke Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dikeluhkan warga. Pasalnya, bantuan yang merupakan program jaring pengaman sosial (JPS) dari Kementerian Sosial itu membagikan beras jenis medium yang tak layak konsumsi.
Dari pantauan seblang.com, warga Desa Segobang Kecamatan Licin yang tercatat sebagai KPM, berbondong-bondong mendatangi Kantor Desa setempat, Senin (28/9) kemarin.
Setiap KPM mendapatkan bantuan 30 kg beras medium yang terdiri dari dua karung beras @15 kg dari program bansos beras tersebut. Karena bantuan sosial beras tahapan satu dan dua, digabung menjadi satu.
Namun, salah seorang warga penerima bantuan tersebut merasa tidak puas setelah melihat kualitas beras yang mereka terima. Lantaran beras yang diterimanya jauh dari kualitas biasanya yang diterimanya.
“Berasnya kuning kecoklatan dan kasar. Tidak seperti beras yang biasanya. Tapi gimana lagi. Namanya dikasih, ya kita terima,” kata salah seorang warga berinisial S yang mendapatkan bantuan sosial dari Kementerian Sosial tersebut.
Sementara itu, menurut Dinas Sosial Banyuwangi, pihaknya hanya bertugas untuk menyalurkan bantuan sosial beras kelas medium tersebut melalui petugas PKH sebagai jaring pengaman sosial selama pandemi.
Rencananya bantuan beras yang pengadaanya lewat Bulog itu, akan dibagikan ke 66 ribu KPM di Banyuwangi selama tiga tahapan.
“Bansos tersebut adalah kerjasama dari Kementerian Sosial dengan Bulog. Jadi pengadaanya lewat Bulog bukan dari kami,” kata Bambang Sungkono Kabid perlindungan dan jaminan sosial Dinsos Banyuwangi, Selasa (29/9).
Menanggapi adanya keluhan masyarakat tentang kualitas beras itupun, pihaknya mengaku sebelumnya sudah mewanti-wanti pihak Bulog, agar kualitas beras jangan terlalu buruk dan masih layak konsumsi meski hanya beras medium.
“Kami sebenarnya sudah mewanti wanti Bulog, sebelum program ini jalan,” ujarnya.
Dinsos pun mengakui telah menerima banyak keluhan terkait bansos beras tersebut. Namun pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog untuk mengganti beras medium yang tak layak konsumsi itu.
“Kemarin juga ada kasus seperti itu, tetapi sudah diganti berasnya oleh Bulog,” ungkap Bambang.
Sedangkan pihak Bulog Banyuwangi menepis anggapan jika beras medium yang dibagikan kepada penerima Bansos beras tersebut tidak layak konsumsi.
“Beras medium yang kami bagikan ke penerima bantuan itu lebih baik jika dibanding dengan beras raskin dahulu. Jadi masih layak konsumsi,” kata Jusri Fakih Kepala Bulog Banyuwangi saat dikonfirmasi beberapa wartawan di kantornya.
Menurutnya, beras berwarna kuning karena telah lama disimpan di gudang lebih dari tiga sampai enam bulan lebih. Sehingga beras yang dulunya berwarna putih berubah warna.
“Tetapi jika dibandingkan dengan beras yang biasa diterima program BPNT, ya jelas beda. Karena program BPNT mendapatkan jenis beras premium, jika program bantuan sosial ini, berupa beras medium,” ungkapnya.
Kendati demikian, pihak Bulog akan siap mengganti beras medium dari program bansos beras tersebut yang dinilai memang betul betul tidak layak konsumsi.
“Kami siap ganti jika beras itu betul-betul tidak layak konsumsi,” pungkasnya.
Wartawan : Teguh Prayitno