Tanpa penegakan protokol kesehatan, masyarakat abai dan tidak disiplin serta terus menganggap sepele wabah yang mengakibatkan sulitnya memutus sirkulasi penularan virus, “Menyepelekan wabah membuat warga menjadi kurang hati-hati, yang membuat mereka rentan terpapar virus corona,” imbuh pebisnis ternak ayam yang sukses itu.
Edukasi dan sosialisasi tentang wabah Covid 19 dan protokol kesehatan, menurut Singgih menjadi kunci pencegahan dan penanggulangan, sebelum vaksin Covid-19 benar-benar tersedia untuk seluruh rakyat Indonesia.
Ia menambahkan pemahaman yang kurang tepat terkait wabah Covid-19 membuat masyarakat menjadi panik, “Justru kepanikan dan ketakutan masyarakat itu membuat imunitas tubuh menurun,” jelasnya.
Masyarakat membutuhkan informasi yang utuh dan benar, mengedukasi dan membangkitkan kesadaran berpikir positif. Misalnya khabar dari para penyintas mengenai virus tersebut, “Bagaimana proses para penyintas sembuh bisa memotivasi masyarakat dan mengenali virus corona dengan baik,” kata Singgih.
Politisi Partai Golkar terseut melihat yang terjadi saat ini justru sebaliknya, berbagai pemberitaan yang menakutkan dari media massa maupun media sosial dan diulang-ulang oleh masyarakat sehingga bisa memicu ketakutan massal, yang justru kontraproduktif bahkan bisa mengancam kelangsungan kegiatan perekonomian masyarakat.
“Selain itu, masyarakat juga cenderung melihat wabah Covid-19 seperti flu biasa, yang membuat masyarakat menganggap remeh terhadap wabah yang belum ditemukan obatnya tersebut. Kami meminta pemerintah dan media massa tidak berhenti melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat, sehingga semua pihak lebih berhati-hati, waspada dan disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan serta tidak dihinggapi ketakutan dan kecemasan yang berlebihan,”pungkas Singgih.
Wartawan : Nurhadi











