Madiun, seblang.com – Dalam kurun waktu dua hari, program Safari Gemarikan (gerakan memasyarakatkan makan ikan), Anggota Komisi IV DPR RI, H. Muhtarom, S.Sos realisasikan bantuan aspirasi.
Sebanyak 1000 paket bantuan terbagi di dua lokasi. 500 paket di rumah aspirasi Desa Ketawang Kecamatan Dolopo, Sabtu 20/3, dilanjutkan penyaluran 500 paket berlokasi di Gedung Graha Gus Dur, Jalan Raya Gunungsari, Desa Gunungsari Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Minggu (21/3/2021).
Dalam satu paket bantuan, berisikan abon lele, wader crispy, bandeng presto serta ikan segar. Keseluruhan item merupakan hasil produksi asli warga Madiun. Rencana giat hari ini, 500 paket bantuan dialokasikan untuk 6 kecamatan, dengan memprioritaskan unsur stunting yaitu balita, ibu hamil, ibu menyusui dan keluarga rawan gizi sebagai penerima bantuan.
Giat Safari Gemarikan kali ini, Muhtarom didampingi Wakil DPRD Kabupaten Madiun, Slamet Rijadi, Dr. Catur Sarwanto selaku Direktur Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan juga Kabid Dinas Perikanan Kabupaten Madiun, Nur Basuki. Sedangkan tamu undangan adalah warga perwakilan dari beberapa kecamatan di Kabupaten Madiun.
Dalam sambutannya, Muhtarom menjelaskan bahwa program bantuan aspirasi merupakan kerjasama DPR dengan Kementrian mitra, diantaranya Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementrian Kelautan Perikanan serta Bulog. Berbeda dengan bantuan reguler yang disalurkan melalui pemerintah daerah.
Muhtarom menuturkan bahwa kegiatan Safari Gemarikan sangatlah penting. Yang pertama, bagi ibu hamil dan menyusui agar dapat memperbaiki kualitas generasi masa depan.

“Bagi ibu hamil misalnya, harus mengkonsumsi makanan bergizi tinggi, agar bayi dalam kandungan tetap sehat serta memiliki kualitas kecerdasan diatas standart. Jangan sampai masih menggunakan pola pikir jaman dulu, makan apa adanya, tidak memiliki nilai gizi yang baik, kalau seperti ini, bayi yang dilahirkan akan stunting, kurang gizi, ber-IQ rendah, ujung-ujungnya jadi generasi yang tidak jelas,” tuturnya.
Menurut Muhtarom, jika ada anak jaman dulu yang melarat tapi cerdas, itu merupakan hidayah, sanggup _nglakoni tirakat_. Sedangkan sekarang, sudah zamannya berpikir secara rasional dan realistis.










