Dari kejadian tersebut, diputuskan untuk mengadakan ritual selametan (kenduri) agar tidak terjadi kesulitan pada saat pengerjaan berlangsung. Hal tersebut mengingat lokasi yang jadi titik pekerjaan adalah _‘sumber ngembak’_yang memang telah bertradisi mengadakan selametan ketika petani panen.
Setelah ritual selametan dilaksanakan, proses pengerjaan hingga 20% lancar tanpa kendal. Namun, ibarat hutang yang dibayar, bahan material saat pengerjaan di angka 20% seperti bersumber tidak ada habisnya atau bisa dikatakan unlimited. “Mungkin ini material yang dikembalikan oleh penunggu sini mas, dihari pertama kan disembunyikan, sekarang dikembalikan”,ujar salah satu pekerja kepada jurnalis.
Sedangkan kendala realistis yang dihadapi saat pengerjaan saluran tersebut adalah sulitnya akses pendistribusian bahan material ke titik lokasi pekerjaan. “Selama 12 hari itu kita langsir pasir menggunakan sepeda motor mas, total ada 7 unit sepeda motor yang masing mengangkut 2 sak, dan alhamdulillah nyaris rusak semua mas, dan 1 unit motor patah parah”, ujarnya.
Sudarto dan Susilo berharap dengan terbangunnya irigasi ini dapat meningkatkan produktivitas petani, pengairan sawah lebih cepat. “Semoga dengan adanya saluran irigasi yang baru ini, pendistribusian air untuk mengairi lahan persawahan petani bisa semakin lancar, terawat dengan baik, dan petani di Desa Segulung dapat mengoptimalkan produktivitas disektor pertanian sepanjang tahun tanpa kesulitan pengairan pertanian,” tutup Susilo.
Salah satu petani di segulung mengaku sangat terbantu dengan terbangunnya saluran irigasi ini. “Alhamdulillah sekarang bisa lebih cepat mas mengairi sawah, biasanya setengah hari sekarang hanya butuh waktu 2 jam”, ungkapnya.
Wartawan : Anwar Wahyudi











