Banyuwangi, seblang.com -S Sebuahusaha terkadang diilhami dari sesuatu yang remeh, seperti awal usaha rumahan yang dirintis dan dilakukan oleh A H Fathoni, produsen Dendeng Lemuru Khas Banyuwangi Derek yang tinggal di Lingkungan Sukosari desa Paspan kecamatan Glagah Banyuwangi.
Ditemui di tempat usahanya Banyuwangi Minggu (06/022021) Fathoni mengungkapkan usaha yang dirintis berawal dari keprihatinan melihat ikan basah yang cepat rusak di sekitar tempat tinggalnya yang secara geografis merupakan wilayah pegunungan.
Kemudian ayah dua putri itu mempunyai inisiatif bertanya resep bumbu krimping atau rempeyek kepada para orangtua di lingkungan tempat tinggalnya untuk mengolah ikan lemuru dan tamban agar mampu disimpan lebih awet dan tahan lama maka jadilah produk Dendeng Lemuru Khas Banyuwangi Derek yang ditekuni sejak sekitar tiga tahun yang lalu.
Selanjutnya dia menuturkan pada awal usahanya Fathoni mengolah sekitar 30-40 kilogram ikan lemuru dan ikan tamban untuk bahan membuat dendeng lemuru yang dijual di masyarakat sekitar Glagah dan ternyata cukup laku di pasaran.”Waktu awal usaha saya datang langsung ke Muncar membawa sepeda motor untuk menemui pengepul ikan lemuru di kawasan pelabuhan Muncar yang dikenal sebagai penghasil ikan lemuru dan ikan tamban,”jelasnya.
Untuk proses produksi dari lima kilogram lemuru akan menghasilkan sekitar satu kilogram dendeng lemuru kering yang dijual dalam kemasan sekitar 250 – 300 gram per bungkus dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat desa.
Kemudian untuk pemasaran saat ini produksinya lebih banyak dijual langsung kepada pedagang sayur keliling atau mlijo dan toko-toko tradisional yang ada di wilayah kecamatan Glagah, Kalipuro, Giri, Rogojampi dan kecamatan Singojuruh.
Lebih lanjut pria kelahiran 1977 itu menuturkan saat ini satu minggu mampu mengolah dan memproduksi sekitar dua kuintal ikan basah menjadi dendeng ikan kering yang siap dipasarkan.











