”Selain itu tentunya juga membutuhkan profesionalisme transparansi dan akunbilitas dari para pelaku sepakbola agar mampu melakukan pembinaan dan peningkatan prestasi yang hebat,”tegasnya.
Sementara Bagong Iswahyudi, Salah seorang pelaku sepakbola di Banyuwangi mengungkapkan sekitar sepuluh tahun telah memberikan kesempatan kepada Bupati memimpin Banyuwangi. Namun perhatian dan kepedulian yang diharapkan kepada pembinaan olahraga dinilai kurang. Alokasi dana yang diberikan relatif kecil dan fasilitas olahraga pun juga dinilai sangat kurang.
Bagong berharap pimpinan Banyuwangi mendatang adalah figur yang peduli pada pembinaan olahraga khususnya sepakbola dengan segala fasilitas penunjangnya.
”Program pembangunan apapun boleh-boleh saja namun jangan sampai mengorbankan kepentingan pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga. Saat ini di Banyuwangi banyak lapangan bola yang beralih fungsi menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sehingga ukurannya berkurang dan tidak bisa digunakan untuk bermain secara normal,” jelas mantan pemain nasional Indonesia itu.
Harapan ke depan pihaknya menginginkan pemimpin Banyuwangi yang benar-benar mengerti olahraga dan fungsi lapangan. Pada dasarnya sepakbola merupakan olahraga rakyat yang murah karena hanya membutuhkan bola dan fasilitas lapangan yang representatif.
Wartawan : Nurhadi











