Waketum MUI Pusat: Ormas Islam Diharapkan Memiliki Konsep Nyambung Bernegara

by -688 Views
Pengurus LDII bersama dengan Ketua dan Sekretaris MUI Banyuwangu saat mengikuti Tausiah Kebangsaan secara virtual di Ponpes Arroyan Jajag Gambiran Banyuwangi.

Banyuwangi, seblang.com – Kiprah Organisasi Kemasyarakatan ( Ormas ) Islam sangat berperan dalam suksesnya program pembangunan pemerintah. Demikian pula Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang merupakan salah satu ormas Islam di Indonesia, agar kiprah yang dilakukan sejalan dengan pemerintah, maka harus ada konsep “nyambung” bernegara.

Hal ini disampaikan Dr. KH. Marsudi Syuhud, M.A., Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, saat memberikan Tausiah dan Pembinaan kelembagaan kepada pengurus LDII seluruh Indonesia. Acara yang bertemakan “Tauziah Kebangsaandan Pembinaan LDII” ini berlangsung secara virtual (daring) dari Studio Pusat Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kediri Jawa Timur pada Minggu ( 13 Juni 2021).

Acara tausiah kebangsaan itu diikuti lebih dari 5.000 orang yang terdiri para ulama dan para pengurus LDII, serta perwakilan dari MUI di provinsi dan kabupaten/kota. Tak ketinggalan dari DPD LDII ujung timur pulau jawa, Kabupaten Banyuwangi yang sangat antusias mengikuti secara daring dari Studio Mini Ponpes Arroyan Jajag Kecamatan Gambiran Banyuwangi.

Hadir dalam acara tersebut antara lain; Ketua Umum MUI Banyuwangi KH. Moh.Yamin, LC dan Sekretaris H. Imam Muklis. Ketua dan Anggota Pembina LDII Banyuwangi, Ketua DPD Banyuwangi, Drs. H. Astro Junaed bersama Sekretaris Kris Parwanto, S.Sos dan  beberapa pengurus harian DPD Banyuwangi serta pengasuh Ponpes  Arroyan Jajag.

“Tausiyah kebangsaan ini penting dalam kondisi keumatan yang menghadapi masalah yang kompleks dan multidimensi, kami membutuhkan pencerahan,” ujar Pimpinan Ponpes Wali Barokah, Drs KH Soenarto, M.Sc.

Sebagai pondok pesantren yang diamanati DPP LDII untuk menghasilkan juru dakwah menurut KH Soenarto, posisi Ponpes Wali Barokah sangat strategis, “Maka para juru dakwah itu, perlu dibekali ilmu agama yang kaffah dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mantap,” ujarnya.

Dalam acara tersebut  KH Marsudi Syuhud didampingi Wakil Sekjen DP MUI Arif Fahrudin M.Ag, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan DP MUI Prof Dr H Firdaus Syam, M.A dan Sekretaris Dr Ali Abdillah.

Ketua Umum DPP LDII Ir KH Chriswanto Santoso, M.Si dalam sambutannya antara lain mengungkapkan pentingnya menjalin silaturahim. Dengan silaturahim itu, para tokoh agama bisa turut memikirkan bangsa dan negara sebagai kontribusi untuk menjadikan Indonesia negeri yang makmur penuh rahmat dari Allah.

“Tausiah ini jadi penting untuk memperkuat Ukhuwah Islamiyah agar Ukhuwah Wathoniyah juga kuat  dan  UkhuwahBasariyah terjaga. Para pendiri bangsa mendirikan negeri ini atas perbedaan yang tak bisa dihindari dan para ulama menjadi motor penggerak perjuangan. Dari perbedaan itu, justru kita menyatu,” ujar KH Chriswanto.

Selanjutnya tokoh asal Surabaya itu menuturkan di tengah era digital seperti saat ini, internet mempermudah lalu-lalang informasi. Namun teknologi itu juga mempermudah fitnah menyebar. “Digitalisasi memungkinkan menulis atau mengubah suara menjadi saya, padahal pesan-pesannya bukan dari saya. Ini bisa mendatangkan fitnah dan perpecahan umat,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengingatkan, para pendiri membentuk LDII bertujuan untuk berkontribusi kepada umat, bangsa, dan negara secara positif. “Kami memiliki delapan program kerja yang diselaraskan dengan program nasional agar menjadi solusi. LDII harus mendukung bangsa dan negara dan memberi solusi terutama masalah kebangsaan. Bila Indonesia goyang, LDII turut ikut sempoyongan,”tegas KH Chriswanto.

Dalam tausiyah kebangsaan, Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, menekankan pentingnya keterhubungan antar manusia, “Sehingga antarmanusia terhubung rohani, pikiran, amaliyah dan berbagai hal lainnya, ketika semuanya nyambung, keberkahan itu hadir,” ujarnya.

iklan warung gazebo