Dalam membumikan nilai-nilai pancasila kepada seluruh lapisan masyarakat, maka pemerintah harus melibatkan ormas Islam dengan cara internalisasi dan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam setiap program kegiatan.
Kemudian memerangi paham dan ideologi radikal yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, memupuk dan memperkuat rasa nasionalisme dan cinta tanah air dan membangun, mengembangkan sistem organisasi yang bersih. Yang tidak kalah penting mempersiapkan diri untuk menyikapi pengaruh globalisasi secara arif dan bijaksana.
“Pelibatan ormas dalan Strategi Penguatan Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan langkah yang tepat, karena ormas adalah organisasi yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” imbuh Wisnu.
Sementara Profesor Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Sejarah Universitas Diponegoro dan Ketua DPP LDII, salahseorang pemateri, dalam rangka membumikan Pancasila, pada tanggal 18 Juni 2012, LDII mengadakan seminar “Pancasila 2.0: Membangun Interaksi untuk Keutuhan Negeri”.
Menurut Prof Singgih istilah ini merupakan antithesis terhadap peringatan-peringatan Harlah Pancasila yang selama ini lebih mengedepankan aspek ritual (“Pancasila 1.0”).
“Yang dibutuhkan negara saat ini adalah “Pancasila 2.0”, yaitu Pancasila yang tidak hanya diucapkan, tetapi dibumikan, atau diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila yang interaktif dan dialogis,”tegas Prof Singgih.
Tingkat nasionalisme dan Pancasilais diukur bukan hanya ucapan tetapi tindakan nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara: toleransi/tasamuh, saling menghargai, rukun, gotong-royong, saling membantu, hidup berdampingan dalam koeksistensi damai, dan lain-lain, imbuhnya. (Nurhadi)












