“Kita tentu nggak mengharapkan timbul kejadian karena human error, maka sumber daya manusia (SDM) kita mulai dari penjaga pintu air (PPA) , dan juru pengairan serta kordinator masing-masing wilayah kita siagakan. Khusus untuk PPA dan juru air kita siagakan 24 jam. Jika terjadi luapan air sungai sewaktu-waktu, pintu air harus segera dibuka dioperasikan sesuai standar operasional agar tidak terjadi luapan, sehingga anggota kami siap dan tidak terjadi human eror, ” ujarnya
Sementara itu, untuk infrastruktur pihaknya terus melakukan monitoring terhadap pintu air atau dam besar salah satunya seperti dam Karangdoro.
“Kita cek pintu-pintu airnya agar bisa bekerja dengan baik, juga ada beberapa titik wilayah banjir run off (aliran air yang berasal dari air hujan) yang terjadi di Wongsorejo dan Alasmalang, ada sungai yang crossing di jalan nasional, jembatan dan gorong-gorongnya sudah lama, dan run off-nya tidak ada penahan di atas sehingga air hujan masuk ke sungai bersama sampah kayu memasuki jembatan yang lebarnya kurang, sehingga terjadi luapan air, maka kita siapkan alat berat di situ untuk mengangkat sampah tumpukan kayu yang menyumbat jembatan agar tidak terjadi luapan air sungai,” ujarnya.
Guntur juga menambahkan, Bupati telah mengadakan rapat dan memerintahkan SKPD untuk siaga banjir. “Bupati memerintahkan para camat untuk mengintruksikan kades maupun kepala kelurahan untuk selalu mengimbau warganya agar tidak membuang sampah di sungai dan semoga di wilayah kita, Banyuwangi ini tidak terjadi luapan banjir yang besar,” ujarnya. //












