Sekedar informasi seperti yang dimuat dalam website Pemkab Banyuwangi, dalam gelaran Ritual Seblang Olehsari tahun lalu, Ketua adat Desa Olehsari Ansori (53) mengatakan Ritual Seblang diawali dengan selamatan di empat titik, dua di antaranya makam sesepuh desa setempat, Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili. Ritual Puncak adalah menggiring penari ke arena pementasan tari Seblang yang berada di pusat desa.
Dengan alunan gamelan khas, penari menari berkeliling arena berbentuk bulat. Dua orang pengiring yang setia ikut mendampingi penari. Selama menari, puluhan gending khusus berbahasa Osing dilantunkan oleh para ibu-ibu. “Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an,” kata Ansori.
Ansori menjelaskan, Seblang berarti menghilangkan pengaruh buruk. Karena itu gaya tarian ini membuang tangan ke kanan atau ke kiri. “Seblang ini kalau ikut bahasa Osing singkatan dari Sebele Ilang (sialnya hilang -red). Jadi, biar semua hal yang tidak menyenangkan seperti penyakit dan bala-bala lain yang tidak menyenangkan ini hilang, dan berharap kemakmuran,” ujar Ansori.
Dalam akhir setiap pementasan tarian Seblang, sang penari akan membagikan bunga yang ditancapkan pada lidi yang biasa disebut dengan Kembang Dermo, yang konon bisa mendatangkan kemakmuran. Di hari terakhir, Ritual Adat Seblang akan ditutup dengan prosesi Ider Bumi dan bersih desa.
Wartawan: Nurhadi












