Monumen Kresek Saksi Bisu Kekejaman PKI di Madiun

by -1681 Views
Patung kekejaman PKI di Madiun


Diungkapkan ‘kunci’ nyawa sang kyai tersebut terletak di langit langit rongga mulutnya. Maka, segera PKI mengambil sebilah bambu yang diraut  runcing menyerupai paku.

Kemudian ditempel di rongga mulut korban, yang masih mengenakan kelengkapan kebesaran kyai, kemudian dihentak palu dari bawah ke atas. “Allahu Akbar,”. Itu kata akhir KH. Sidiq sebelum akhirnya wafat di tangan para komunis Indonesia.


Kecuali KH. Sidiq, bengisnya PKI juga menyambar Supardi, yakni wartawan free lance asal Madiun. Juga Kolonel TNI AD Marhadi, serta sejumlah petinggi TNI, ulama, tokoh masyarakat, pejabat birokrasi dan Polisi.

Sayangnya hingga saat ini minim narasumber, untuk mengungkap jati diri para korban. “Sejak dulu hingga kini, Pekerjaan Rumah terbesar bagi Pemerintah Kabupaten, secara umum, adalah tidak segera dilakukan investigasi guna mengetahui jati di para korban secara rinci dan detil,” ungkap Heri, mantan kepala desa setempat.

Di bagian depan patung utama terdapat deretan patung generasi muda, dalam posisi membentengi. Itu dimaksudkan agar anak muda senantiasa mawas diri terhadap ancaman laten munculnya PKI.

Di areal monumen tersebut pada saat meletusnya peristiwa dijadikan PKI sebagai lokasi pembantaian musuh musuh politiknya.

Terdapat ‘lubang buaya’ sebagai tempat membuang jasad para korban. Sedikitnya tercatat sebanyak 1.920 pembela Pancasila yang gugur disitu. Namun yang berhasil dikenali, dan tercantum gugur sebagai satria pada prasasti hanya 17 pahlawan.

Menurut informasi, sebagian jasad sudah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan, maupun di pemakaman keluarganya.

Di areal monumen ini, setiap tahun sekali, dilakukan upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Upacara oleh segenap unsur aparatur pemerintah daerah itu, berlangsung sehari setelah  momen meletusnya pengkhianatan PKI, 30 September.

Wartawan : Anwar Wahyudi

 

iklan warung gazebo