Monumen Kresek Saksi Bisu Kekejaman PKI di Madiun

by -1681 Views
Patung kekejaman PKI di Madiun


Madiun,seblang.com – Monumen Kresek adalah monumen bersejarah yang merupakan peninggalan dan sebagai saksi atas Peristiwa Madiun. Lokasi peninggalan sejarah dengan luas 2 hektare ini, berada 8 km ke arah timur dari Kota Madiun, tepatnya berada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Sejarah dibangunnya Monumen Kresek atas ini atas gagasan Mayjen (Purn) TNI Amir Moertono itu, menurut Tri Sugiatna, seorang pemandu wisata monumen kresek, sesuai literasi keluaran Pemkab setempat, yakni untuk menanamkan rasa benci sepanjang masa terhadap PKI.


“Benarlah tujuan dibangunnya monumen ini. Sebab prinsip dasar PKI itu kan tidak kenal Tuhan. Makanya yang dibunuh PKI umumnya orang orang baik budi seperti kyai dan TNI,” tutur Tri Sugiatna kepada jurnalis, Minggu 27/09/20.

Menyaksikan gambaran ‘kekomunisan’ PKI tersebut, menyulut emosi salah seorang pengunjung monumen, Hurip, warga Desa Gambiran, Kecamatan Maospati, Magetan, yang datang mengajak istrinya. Dia mengaku geregetan tidak ketulungan terhadap sosok PKI, yang tak beda jauh dengan hewan itu.

“Umpama sekarang ini PKI bangkit lagi, sembelih aja, Mas. Sebelum kita, yang pasti, disembelih PKI,” komentar Hurip, yang seorang pendidik itu.

Sementara, monumen yang pembangunannya dimulai 1987 hingga selesai 1991, langsung diresmikan Soelarso, Gubernur Jawa Timur saat itu, menyimpan seribu kisah menyayat hati tentang rusaknya moral PKI.

Bangunan fisik utama berupa patung raksasa, yang berdiri di atas ketinggian bukit. Patung tersebut menggambarkan tokoh sentral PKI, Muso, tengah menghunuskan goloknya tepat ke areal leher KH. Sidiq.

Sidiq adalah tokoh agama terkemuka asal Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Madiun. Kedatangan sang kyai ke lokasi pembantaian Kresek, akibat agitasi dan manis bibir PKI suruhan Muso.

Saat itu, gerombolan begundal PKI (yang tidak diketahui KH. Sidiq) ingin mengajak bermusyawarah memecahkan persoalan bangsa dan negara.

Menurut Tri Sugiatna, sesuai tuturan sesepuh yang jadi saksi, kesaktian KH. Sidiq yang diduga masih tersambung persaudaraan dengan Gus Dur (Abdurahman Wahid), membuat PKI yang hendak mengeksekusinya kian geregetan, sekalipun aslinya geleng geleng kepala keheranan.

“Kyai Sidiq tidak mempan dibacok, dibedil, dikepruk dan bentuk penyiksaan lain oleh PKI,” papar Tri Sugiatna.

Namun, lanjut Tri, akhirnya KH. Sidiq gugur syahid sebagai bunga bangsa dan agama, setelah salah seorang pengkhianat bangsa dan negara membocorkan ‘pengapesan’ sang kyai tersebut.

iklan warung gazebo