Banyuwangi, seblang.com – Pasca Viralnya foto dan video para santri Ponpes Darussalam Blokagung Banyuwangi yang diduga protes akan keterlambatan konsumsi untuk mereka, muncul video Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, yang mengaku kesal akan nyinyiran netizen di media sosial.
Abdul Kadir menilai ada oknum di media sosial yang dinilai tak menghargai kerja keras para relawan yang melayani makanan untuk santri di pondok pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari.
“Biarkan para relawan bekerja, jangan dipaido. Kalau ada kekurangan ya, kalau ada keterlambatan ya. Karena kita Minggu itu masih dalam rangka persiapan. Tapi nanti dibantu TNI mudah-mudahan Insya Allah bisa diatasi,” kata Abdul Kadir dalam video berdurasi tiga menitan tersebut. .
“Kita sudah berbuat semaksimal mungkin, tidak mudah mas mengingoni wong 18 ribu itu tidak mudah. Sekali makan itu 6000, bayangin mereka ini 24 jam nonstop tidak berhenti masaknya. Kalau berhenti akan terjadi keterlambatan lagi,” ungkapnya.
Ia pun mengungkapkan, semua bahan makanan dan logistik untuk konsumsi para santri itu berasal dari APBD Pemerintah Kabupaten.
“Logistik ini semua berasal dari APBD Kabupaten. Disiapkan dari anggaran BTT (Biaya Tak Terduga) yang dibiayai APBD dan disiapkan untuk penanggulangan Covid,” ujarnya.
Kadir juga mengakui memang terjadi keterlambatan pengiriman konsumsi. Tapi, kondisi itu sudah teratasi.
“Relawan tidak minta dihargai, tapi kalau memang tidak bisa caranya berterima kasih, ya jangan ngocehlah di medsos. Diamlah, mari kita sama-sama menghargai dan support kita,” katanya.
Jika kondisi terus berlanjut, Kadir khawatir para relawan akan mogok kerja. “Kalau mereka balik (mogok) kemudian memutuskan pulang itu tidak ada sangsi. Karena mereka relawan,” ungkapnya.
Sementara itu, Mohamad Amrullah,S.H.,M.Hum. Direktur Pusat Kajian Kebijakan Strategis (PUSKAPTIS) Banyuwangi, menyayangkan ucapan Plt Kepala BPBD Banyuwangi Abdul Kadir, di dalam video yang viral di media sosial.
Amrullah menilai, seharusnya Abdul Kadir yang juga seorang pegawai negeri sipil (PNS) tidak perlu mengkritik Netizen dengan nada keras untuk tidak nyinyir di media sosial terkait keterlambatan konsumsi untuk para santri yang dikarantina di pondok pesantren Darussalam Blokagung, Minggu (30/8) kemarin.