Nasehat Kematian dari Musibah Presiden Ebrahim Raisi

by -632 Views
Wartawan: Ano
Editor: Herry W. Sulaksono


Oleh: Anwar Hudijono

Karena hendak dinaiki seorang Presiden bisa dipastikan helikopter disiapkan sebaik-baiknya. Pilot dan awaknya dites dan dikarantina. Badan metereologi dan geofisika siaga tingkat tinggi memantau cuaca. Semua disiapkan seoptimal mungkin untuk keselamatan Presiden.


Kalau akhirnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi jatuh yang mengakibatkan Raisi dan penumpang lannya, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian gugur, menunjukkan bahwa takdir Allah lebih kuat dari ikhtiar manusia.

Allah menetapkan takdir menggunakan ilmu. Sementara ilmu Allah itu tanpa batas. Inilah sebabnya manusia seringkali tidak bisa memahami takdir-Nya karena ilmu manusia sangat terbatas. Ibaratnya ilmu manusia itu setetes air di lautan jika dibanding ilmunya Allah.

Sebelum wafat sebenarnya Raisi – sebagaimana umat manusia lainnya – sudah dikuntit oleh 99 penyebab kamatian. Jika lolos satu sebab, sebab lain sudah membayangi. Kali ini Raisi tidak bisa lolos dari sebab berupa musibah kecelakaan helikopter. Inilah takdirnya. Yang meliputi kapan, tempat dan sebab kematian. Jika sudah takdir tidak bisa ditunda maupun dimajukan.

“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (Quran, surah Al Araf 34).

Kalau saja bisa minta ditunda, pasti rakyat Iran minta ditunda karena dia disiapkan menggantikan posisi Pemimpin Tertinggi Iran Sayid Ali Khamenei. Penyiapan itu dengan pertimbangan usia Raisi jauh lebih muda dari Khamenei. Asumsinya yang tua meninggal lebih dulu.

iklan warung gazebo