INISIATIF PENGUATAN PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENGEMBANGAN KOMUNITAS KREATIF

by -531 Views


 

Pemberdayaan Komunitas Kreatif


 

Pemberdayaan komunitas-komunitas kreatif dalam pembangunan sebenarnya sejalan dengan perubahan pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Berdasarkan definisi dari PBB (United Nations, 1983) dapat disimpulkan paling tidak ada 6 unsur dalam pemberdayaan komunitas yang sangat penting, yaitu : (1) sekelompok orang (a group of people), (2) dalam sebuah komunitas (in a community), (3) mencapai keputusan bersama (reaching a decision), (4) untuk merencanakan dan melaksanakan proses aksi sosial (to initiate a social action process / planned intervention), (5) untuk merubah (to change), (6) situasi ekonomi, sosial, budaya, atau lingkungan mereka (their economic, social, cultural, or environmental situation).     Pemberdayaan komunitas dalam pembangunan sebenarnya sejalan dengan perubahan pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pemahaman peran komunitas dalam pembangunan mengalami perubahan dalam tahap-tahap seperti dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Tahap Pemahaman Peran Komunitas dalam Pembangunan

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : World Bank ( 1996 : 23 )

 

Terdapat banyak alasan mengapa pembangunan yang memberdayakan komunitas dirasakan perlu oleh berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia.  Alasan-alasan tersebut  menurut Chambers (1980: 21-33) adalah sebagai berikut: – Banyak potensi komunitas yang selama ini tidak terdayagunakan.

 

Dalam pola pembangunan konvensional dimana pemerintah membangun dan komunitas tinggal memakai, sering kali komunitas tidak mau merawat sarana atau prasarana yang sudah dibangun. Dalam konteks ini pendekatan pemberdayaan komunitas diharapkan dapat meningkatkan rasa turut memiliki. – Dalam pola pembangunan konvensional dimana pemerintah yang merencanakan segala hal, sering kali komunitas ‘menolak’ karena dianggap tidak sesuai dengan yang dibutuhkan (terjadi misfit atau salah asumsi). Pendekatan pemberdayaan komunitas diharapkan dapat mengurangi penolakan tersebut.

 

Gambar 4.  Pola Pengembangan Komunitas  Kreatif dalam Pusat Kemasyarakatan

 

Indentifikasi Masalah dan Potensi
Identifikasi Sumber Daya
Prioritas Pengembangan

 

 

 

Tools dan Instrumen
Stake Holder
Saluran Komunikasi

 

 

 

 

 

 

 

 

Ruang Diskusi-Belajar
Ruang Gagasan/ Kreativitas
Ruas Aspirasi

 

 

 

 

 

 

 

 

Komunitas Kreatif mendorong pusat kemasyarakatan kreatif

 

Keberadaan komunitas-komunitas masyarakat desa banyak berkontribusi memberikan ide dan gagasan kreatif, yang selama itu belum terlibat dalam kegiatan-kegiatan “pembangunan desa” yang difasilitasi Pemerintahan Desa, Komunitas-komunitas sebagian besar asyik dengan aktivitasnya, bahkan banyak yang tidak diberikan ruang interaksi dalam kontek pembangunan dan pemberdayaan desa yang diperankan melalui pemerintah desa. Peran Komunitas-komunitas masih sebatas kegiatan seremonial, even-even hiburan, atau kelompok hobi belum dilibatkan dalam kegiatan subtansi yang menyentuh sistem mekanisme tata kelola pembangunan desa. Peran Pendamping mendorong pusat kemasyarakata dengan pelibatan komunitas kreatif menjadi sangat strategis dalam peningkatan kualitas pembangunan desa terutama dalam hal partisipasi masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5. Peran pendampingan dalam mendorong Pusat Kemasyarakatan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komunitas kreatif di desa dengan berbagai kreativitas ide, gagasan dan karya tentu akan memberi pengaruh yang jauh lebih besar dibanding menjalankan program sendiri-sendiri. Dalam komunitas desa ada unsur gotong royong dan kebersamaan yang kuat.

 

Bentuk kreativitas komunitas masyarakat desa beragam sesuai dengan potensi dan  kebutuhan desa. Misalnya, komunitas kreatif anyaman bambu, komunitas perajin kayu, batik, komunitas bengkel kreatif tukang becak dan tukang ojek, komunitas TIK, termasuk komunitas kesenian masyarakat, komunitas-komunitas ini banyak memberikan ide-ide kreatif baik untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial, politik kewarganegaraan, dll.

Best practice peran komunitas yang cukup berhasil mendorong kehidupan berdesa adalah sebagai berikut :

  1. Komunitas Jatiwangi Art Factory merupakan komunitas seni yang telah mengembangkan kreativitas sesuai tuntutan kebutuhan ruang di desa jatisura kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Aktivitas yang dikembangkan cukup banyak tetapi yang menonjol adalah komunitas telah membuka mata dunia dengan kreativitas dalam mengolah tanah menjadi berbagai karya yang tidak saja bernilai ekonomis tetapi memiliki nilai seni, sebut saja membuat alat instrumen musik dari genting atau tanah liat. Perkembangan selanjutnya komunitas kreatif JAF telah membawa Jatisura menjadi desa dunia dengan segala kreativitasnya.
  2. Komunitas Konser Kampung telah melahirkan identitas unggulan desa di desa jatitujuh dan desa putridalem kecamatan jatitujuh kabupaten Majalengka telah menjadikan desa bambu dengan pengelolaan dan pelestariannya dengan mengkreasikan alat instrumen seni musik atau seni rupa dan peralatan rumah tangga.
  3. Forum Juguran yang dipelopori Gerakan Desa Membangun (GDM) dan Yayasan Gedhe Nusantara merupakan forum belajar kolektif pemerintah desa dengan penggiat desa dan masyarakat desa. Melalui Gedhe Foundation beberapa desa di kabupaten Banyumas telah menyebarkan pentingnya sistem informasi desa untuk menyuarakan desa dengan dunia luar desa sehingga tercipta sinergitas

 

Baik komunitas JAF jatiwangi dan Konser kampung jatitujuh  telah melakukan fungsi dan peran pemberdayaan dengan mendorong ruang publik desa melalui pusat kemasyarakatan di desa sebagai sarana memperkuat kualitas manusia yang bermartabat tetapi memajukan kesejahteraan individu, kelompok dan masyarakat desa dengan mendorong potensi unggulan desa.

 

Kreativitas yang dibangun di Jatiwangi dan Jatitujuh adalah bentuk proses kreatif yang sebagaimana pendapat Wallas, G 1926) diartikan sebagai proses menemukan ide-ide baru atau menjalankan ide-ide yang sudah ada dalam ruang lingkup yang berbeda. Kolaborasi yang kreatif seperti yang dilakukan oleh 2 komunitas diatas terjadi apabila dua orang atau lebih atau tiap-tiap komunitas bekerja sama dalam sebuah pertemuan yang mebahas tujuan yang sama dengan cara membagi pengetahuan, belajar dan menciptakan mufakat.”  Proses inilah yang dilakukan dalam pusat kemasyarakatan atau community center.

 

Ruang publik atau pusat kemasyarakatan yang didorong oleh komunitas kreatif dapat dicapai dengan strategi-strategi desain tentang ruang kreatif publik:

  1. Meningkatkan Perekonomian
  • Mendukung tumbuhnya usaha kreatif yang mendorong perekonomian lokal.
  • Memudahkan / memfasilitasi suatu kolaborasi kreatif.
  1. Meningkatkan Sistem Lingkungan
  • Menambah penghijauan untuk daerah perkotaan.
  • Memudahkan / memfasilitasi kegiatan olahraga dan rekreasi.
  1. Meningkatkan kapasitas tata kelola pembangunan Desa
  • Membangun transparansi Desa
  • Meningkatkan partisipasi Masyarakat
  • Memudahkan pelayanan Desa
  1. Meningkatkan Aspek Sosial
  • Memudahkan / memfasilitasi interaksi sosial.
  • Membawa suatu kebanggan dan kenangan bagi masyarakat.

 

Membangun ruang publik kreatif  sebagaimana pendapat, Landry (2008) bahwa membangun kesadaran akan kebutuhan untuk berjejaring dan berkolaborasi jauh lebih sulit bagi pelaku yang heterogen dengan masing- masing budaya organisasi dan rencana yang dimilikinya.

Membangun Ruang kreatif publik dibutuhkan untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas ekonomi kreatif. Kreatifitas tersebut dapat meningkat dengan memfasilitasi berbagai ekonomi lokal, menambah penghijauan daerah perkotaan, menambah fasilitas olahraga dan kegiatan rekreasi, mempermudah interaksi sosial dan membawa kebanggaan dan kenangan suatu komunitas.

 

Belajar dari Bandung Community Creatif Forum (BCCF) sebagai pusat kemasyarakatan kota adalah sebuah praktik baik bagaimana upaya kontributif  BCCF dengan komunitas kreatif Kota Bandung yang di fasilitasi Ridwan Kamil sebagai Walikota telah cukup berhasil dalam membangunan kota melalui program sebagai berikut :

  1. Fostering Creative Culture: Events, Media, Commmunity Organization and Education Program Creative Culture berupaya mengkreatifkan masyarakat secara budaya melalui kreativitas dalam pendidikan dan penyelenggaraan festival-festival kreatif ( pameran, diskusi, workshop, ekskursi, presentasi, dan pertemuan )
  2. Nurturing Creative Busineses/ Entrepreneurs: Business Incubators , Networking , Economic Policy, Taskforce/Creative Economy Council Program Creative Economy membuat kreativitas menjadi value added secara ekonomi melalui program kewirausahaan dan jejaring Creative Entrepreneur Network (CEN), bentuk kegiatan berupa Business Talk, Creative Entrepreneur Tours, YES ( Young Entrepreneur Start up ).
  3. Producing Responsive City Planning/ Design : Creative Clusters, Public Space, District Regeneration , Architecture Program Creative Urbanism yang menjadikan kreativitas terlihat secara kasat mata melalui penataan kota (spasial). Contoh “Program satu taman satu komunitas”, seperti Bandung Bike Sharing, Babakan Siliwangi City Forest, dan Program Akupuntur Kota.

Praktik Program Peran Komunitas Kreatif dalam pembangunan Desa

Pemberdayaan adalah ruh proses pembangunan, ruh sudah pasti tidak bisa dilepaskan sebagai proses kebudayaan. Kebudayaan bukanlah sekedar kesenian, kebudayaan menyangkut pola pikir, perilaku, komunikasi antar sesama manusia, hasil karya seseorang atau masyarakat.  Dengan kata lain budaya adalah susun bangun dan praktek manusia dalam berkreasi untuk memberikan arti hidup mereka. Sehingga kebudayaan meliputi semua kepercayaan dan nilai-nilai dalam bahasa, ilmu, dan seni serta menyangkut kebiasaan sosial seperti kebiasaan makan, pakaian, dan rekreasi.

Kerangka pikir berbasis kebudayaan inilah yang kemudian mendorong lahirnya Inisiatif Komunitas Kreatif, sebuah program yang diinisiasi PSF Bank Dunia bersama yayasan kelola melalui PNPM Mandiri, dalam rangka mengembalikan agar program tidak menggerus ruh-ruh pemberdayaan menjadi ruh proyek saat itu. Sebuah inisatif yang mencoba menyebarkan pemahaman bahwa pengentasan kemiskinan dilakukan dengan perspektif multidimensi, khususnya pendekatan budaya dan kreatifitas, Prinsip dasar Inisiatif Komunitas Kreatif sangat sederhana, yaitu bagaimana PNPM Mandiri dapat membantu masyarakat menemukenali nilai sosial dan ekonomi mereka sendiri lalu, mengubahnya menjadi kekuatan penggerak mereka untuk keluar dari kemiskinannya dengan langkah mereka sendiri.

Inisiatif Komunitas Kreatif meyakini bahwa pendekatan budaya dalam pemberdayaan masyarakat akan memperkaya pembangunan dalam banyak hal, antara lain: Menggairahkan kehidupan desa; Memberi kesempatan kepada masyarakat setempat dan kaum terpinggirkan untuk mengeluarkan mengekspresikan pendapat lewat kesenian; Mendorong keharmonisan dan menghadapi tantangan.; Mencegah, menyelesaikan konflik horisontal, dan dapat membantu menyelesaikan masalah bersama-sama; Membangun kepemimpinan; Meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja; Merefleksikan nilai dan mempertimbangkan norma serta memperkokoh identitas komunitas; Meningkatkan partisipasi kehadiran masyarakat dalam musyawarah dan memetakan target kaum miskin dan kaum terpinggirkan dengan lebih baik; Melibatkan para pekerja seni dalam pembangunan; Tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik semata sehingga pembangunan dapat berlangsung seimbang.

Pendekatan budaya yang digunakan dalam Inisiatif Komunitas Kreatif adalah Pendekatan Berpikir Aset (Asset-Based Thinking) atau kemampuan melihat diri sendiri dan dunia luar, dengan mata terarah pada kekuatan dan potensi yang ada. Pendekatan ini mencoba memanfaatkan potensi lokal untuk mengembangkan masyarakat dalam pembangunan, sehingga mereka menjadi bagian dari pembangunan itu sendiri dan terlibat aktif di dalamnya.

Hasil dari program komunitas kreatif yang diinisisasi Bank Dunia tahun 2008 menunjukkan bahwa pendekatan budaya yang dianut adalah efektif dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dan membantu PNPM terlibat lebih luas dengan kelompok-kelompok miskin dan terpinggirkan. Program Komunitas kreatif telah memperlihatkan hasil antara lain menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam kehadiran forum komunitas PNPM , memberikan kontribusi untuk transparansi dan akuntabilitas program yang lebih besar . pengalaman lain dalam pembangunan berbasis budaya , seperti menggunakan tradisi budaya untuk menyampaikan prinsip-prinsip perkembangan dan mempromosikan perusahaan kreatif lokal , juga memberi bukti dengan nilai budaya dalam mendukung tujuan-tujuan pembangunan .

 

iklan warung gazebo