Lebih dari itu, bukan saja rumah perlindungan yang ditawarkan Amerika itu sebenarnya sangat lemah tetapi juga penuh horor dan teror.
Bagi laba-laba hitam rumah yang dia bangun itu sebenarnya juga jebakan bagi korbannya. Siapapun yang terperangkap akah dimangsanya. Bahkan laba-laba jantan yang mengawininya pun dimangsanya. Anak-anaknya pun dimangsanya. Sampai akhirnya ada anaknya sendiri yang memangsanya.
Untuk itulah Bapak revolusi Iran Ayatullah Khomeini dawuh, Amerika tidak pernah membina pertemanan tetapi menjadikan orang sebagai budaknya.
Sayang dunia tidak sadar bahwa berlindung di duli Amerika sangat lemah.
Saat ini sebagian besar bangsa di dunia meminta perlindungan, pengayoman Amerika baik dalam konteks bilateral maupun multilateral.
Hanya sedikit yang menolak seperti Iran, Afghanistan, Yaman, Suriah. Kenapa? Mereka menganggap cukup Allah yang menjadi pelindung dan penolongnya. Tidaklah pantas umat beriman menjadikan pelindung selain Allah.
Rumah perlindungan yang ditawarkan Amerika adalah ibarat sarang laba- laba.
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.”
(QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 41)
Realitasnya bangsa yang berlindung ke Amerika menjadi budaknya, harus mengadopsi peradabannya, manut apa dawuh Amerika sehingga kehilangan jati diri sebagai bangsa.
Allahu a’lam bissawab
Anwar Hudijono, wartawan senior tinggal di Sidoarjo












