Nilai-nilai Pancasila pun menjadi landasan yang selalu dijunjung tinggi karena apapun perbedaannya masyakarat Banyuwangi tetap berada dalam satu payung yakni Indonesia.
Sebenarnya Banyuwangi merupakan gambaran kecil dari keberagaman Indonesia jika kita mengkaji lebih dalam lagi jelas tidak akan ada habisnya. Dari Sabang sampai Merauke banyak sekali budaya-budaya yang berkembang di dalam masyarakat namun itu tidak menjadi penghalang untuk terus satu tujuan, seiya sekata dan sepemahaman yakni di bawah naungan Pancasila.
Banyuwangi merupakan sebutan dari Sunrise of Java artinya matahari yang terbit dari sebelah timur, namun Banyuwangi juga bisa disebut smile of Madura karena diisi oleh senyuman-senyuman ketulusan dan kerukunan orang-orang Madura.
Contohnya acara ceremony “Petik Laut Muncar” yakni suatu kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan Sura, upacara bernilai sakral dengan acara puncaknya adalah melarung perahu kecil berisi sesaji yang terdiri dari berbagai macam kue, kepala kambing, buah-buahan dan lainnya.
Upacara adat ini biasanya dilakukan di daerah Muncar atau daerah selatan Banyuwangi. Namun, walapun identik Muncar sebagai salah satu wilayah yang kemungkinan besar berbahasa Jawa justru orang-orang yang di sana hampir semua bisa berbahasa Madura. Itu menunjukkan bahwa banyak sekali hal yang berbeda namun tetep rukun dan sekata.
Itu salah satu penggambaran bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan banyak hal, terutama budaya. Namun, hal tersebut bukan hambatan untuk tetap pada satu tujuan yakni Indonesia. Karena sebenarnya Pancasila tidak hanya mengatur bangsa, namun mengatur segala tatanan perbedaan dan hidup di setiap jiwa-jiwa cinta tanah air. Sekali lagi, berbeda bukanlah sebuah problema, melainkan cara ampuh untuk menggilas keberagaman, dalam sath jiwa satu kata yakni Indonesia.
Banyuwangi, 31 Mei 2021
Wardatul Hasanah












