Sementara Dwi Sasongko, Lurah Kampungmandar mengungkapkan Festival Adat Mandar baru pertama kali digelar di Banyuwangi yang kebetulan suasananya masih pandemi Covid 19.”Karena panitia memasang banner Gebyar Pantai Boom yang ruhnya adalah festival adat maka sempat ada larangan dari aparat pemerintah. Setelah menggelar pertemuan tercapai kesepakatan festival adat Mandar tetap digelar dengan protokol kesehatan secara ketat. Sedangkan rangkaian acara yang lain ditiadakan dan panitia pelaksana menyampaikan informasi pembatalan Gebyar Pantai Boom,”ujar Sasongko.
Selanjutnya Lurah Mandar rangkaian ritual adat Mandar dimulai dengan santunan anak yatim, tarian adat Mandar, mengumpulkan anakturun warga Mandar yang ada di wilayah Banyuwangi mulai dari wilayah Muncar, Sukojati, Tanjung, Bulusan dan Kampungmandar untuk menggelar pertemuan dengan mematuhi prokes dan diakhiri dengan melarung sesaji di kawasan Pantai Boom Banyuwangi.
Dengan sukses menggelar acara festival adat Mandar yang pertama, sebagai Lurah dia berharap agar acara yang sudah masuk dalam kalender Be-Fest bisa digelar setiap tahun.”Apabila pandemi belum berakhir tentu harus disiplin mematuhi prokes. Apabila pandemi Covid 19 berakhir kemungkinan tahun 2022 festival adat Mandar akan lebih meriah,”pungkas Sasongko.
Wartawan: Nurhadi










