Mencari Berkah di Makam Keramat Eyang Putri Atika

by -1819 Views
Makam Keramat Eyang Putri Atika di Bukit Giri kecamatan Giri Banyuwangi


Banyuwangi, seblang.com Kota Banyuwangi selain dikenal sebagai daerah yang kaya akan keindahan alam dan seni budaya untuk wisata, juga memiliki banyak tempat keramat yang menjadi jujugan bagi masyarakat yang memiliki tradisi dan budaya mengunjungi wisata religi, Salah satunya Makam Keramat  Eyang Putri Atika.

Makam Eyang Atika merupakan sebuah makam yang cukup tua dan berada di bukit Giri lingkungan Krajan kelurahan/kecamatan Giri Banyuwangi. Masyarakat setempat yang akan melakukan hajat menikahkan putra/putrinya, acara khitanan maupun melaksanakan hajatan lain melakukan selamatan dan ritual di makam keramat tersebut.

Menurut Jum’ali, Juru Kunci Makam Eyang Putri Atika Giri banyak masyarakat mulai Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan beberapa kabupaten/kota lain yang melakukan ritual atau tawasul di makam keramat tersebut dan tidak sedikit yang sudah mewujudkan cita-cita dan harapan mereka.

”Untuk peziarah dari Banyuwangi ada salah satu pondok pesantren yang secara berkala pengasuhnya mengajak para santri untuk menggelar ritual dan melantunkan doa di Makam Eyang Putri Atika,”jelas Jum’ali

Kemudian mengutip dari beberapa sumber  salah satu makam buyut Dewi Sayu Atika atau Dewi Reni Sekardadu di Bukit Giri kecamatan Giri kabupaten Banyuwangi (sebab makam atau petilasan beliau di tanah Jawa begitu banyak).

Ibunda Sunan Giri Dewi Reni Sekardadu atau Sayu Atika menikah dengan Maulana Ishak maka lahirlah bayi mungil yang kelak menjadi salah satu penyebar Islam di Pulau Jawa, Sunan Giri.

Dewi Sekardadu merupakan sekar kedaton (bunga istana) putri kesayangan Prabu Minak Sembuyu, Raja Blambangan (Banyuwangi). Konon wilaha Blambangan pada jaman itu terjadi pageblug pagi sakit sore meninggal dan sore sakit maka paginya meninggal dunia.

Dan Sekardadu menderita sakit akut yang tak kunjung sembuh maka raja mengadakan sayembara, barang siapa yang berhasil menghilangkan pageblug dan menyembuhkan penyakit sang putri maka dia akan mendapatkan hadiah dijadikan suaminya. Akhirnya seorang alim ulama bernama Maulana Ishak berhasil menyembuhkan sakit yang diderita Dewi Sekardadu.

Kehadiran Maulana Ishak di daerah Blambangan lama-kelamaan ternyata kurang disukai Minak Sembuyu dan para elit Blambangan. Maulana Ishak dituduh mempengaruhi masyarakat sekitar yang kala itu masih memeluk agama Hindu. Ketidakcocokan diantara keduanya menyebabkan Maulana Ishak memilih meninggalkan Blambangan.

iklan warung gazebo