Banyuwangi, seblang.com – Masyarakat Banyuwangi dikenal memiliki beragam adat budaya yang sangat kental. Berbagai tradisi, ritual, upacara adat serta nilai-nilai budaya tinggalan para leluhur tetap terpelihara terjaga dan lestari hingga saat ini. Salah satunya ialah tradisi ‘Resik Kagungan’ yang digelar oleh masyarakat Osing Cungking tiap tahun pada Bulan Rajab penanggalan Jawa.
Seperti yang dilaksanakan Warga adat Dusun Cungking Kelurahan Mojopanggung Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur (Jatim) menggelar Ritual Adat Tradisi Resik Kagungan ( Ngumbah Kelambu Kandapan / Situs Ki Wongso Karyo ) pukul 08.30 pagi WIB sampai dengan selesai pada Kamis (17/02/2022).
Ritual Resik Kagungan dipercaya oleh masyarakat Cungking maupun para pengikut yang lain sebagai sarana memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi seluruh masyarakat. Dalam ritual tersebut, warga membersihkan pusaka peninggalan Buyut Cungking yang dipercaya sebagai leluhur masyarakat setempat.
Resik Kagungan diawali dengan acara ‘melekan’ (begadang) pada malam sebelumnya. Melekan dilakukan masyarakat untuk menyiapkan konsumsi di Resik Kagungan serta menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk ritual.
Acara ritual dimulai dengan memakan jenang wonopuro. Jenang wonopuro melambangkan permohonan maaf dari masyarakat Cungking untuk para leluhur apabila dalam pelaksanaan Resik Kagungan ada salah dan kurang. Seluruh orang yang hadir diwajibkan untuk memakan atau mencicipi makanan tersebut.
Kemudian, ritual dilanjutkan dengan pengambilan pusaka yang disimpan di Balai Tajug. Pusaka tersebut ada beberapa macam, dan disimpan di kain putih. Pusaka yang dibersihkan untuk Resik Kagungan, antara lain: Keris Kagungan, sangku, layang, sirip ikan agung, endog kebo, Krikil Suwargo, Krikil Madinah, tepung gelang, dan greto.











