Untuk sayap badan barong, Ashari menggunakan penutup kayu penjalin, menggunakan karpet plastik yang sudah ia desain. Setelah menyerupai bentuk badan barong prejeng, dia mulai menghiasnya menggunakan scotlet kaca, dan cat.
“Badan barong buatan saya terdiri dari 4 sayap 1 mahkota,” jelasnya.
Setelah badan barong, dan kepala barong selesai dikerjakan barulah barong ini mulai di hidupkan. Untuk memainkan barong khas Banyuwangi ini hanya membutuhkan 1 orang saja.
“Jadinya hasil akhirnya seperti ini,” katanya.
Harga barong prejeng buatannya dibandrol Rp. 8 juta, karyanya ini sudah dibeli masyarakat lokal Banyuwangi hingga luar kota. Harga ini dibandrol disesuaikan dari tingkat proses pembuatan dan bahan yang digunakan.
“Alhamdulillah sampai sekarang banyak yang memesan, dari awal membuat barong sampai sekarang sudah habis 200 batang pohon cangkring,” urainya.
Ashari mengkisahkan, awal ia membuat barong bermula dari anak ragilnya yang saat itu sedang sakit dan ingin dibelikan barong. Karena tak ada dana untuk membeli barong. Akhirnya dengan kemapuannya di bidang pertukangan, Ashari mula-mula memahat kayu kusen untuk membuat barong.
Tak disangka dari kayu kusen yang dipahatnya itu hasilnya menyerupai wajah barong, lengkap dengan gigi taringnya. Dari sinilah awal mula Ahsari mampu memilki kerajinan yang bernilai jual.
“Memiliki kemmampuan ya harus terus diasah supaya kita memilki karya yang bagus, dan disukai masyarakat,” pungkas Ashari.
Wartawan : M. Yudi Irawan











