
Ridwan menambahkan bahwa di topografi Bandung berbeda dengan daerah lain seperti Jakarta, Semarang, atau Surabaya yang tanahnya datar jalannya lebar.
“Cekungan Bandung ini dari zaman kolonial jalan yang kecil-kecil berkelok-kelok dan berbukit-bukit sehingga transportasi massalnya memang banyak tantangan di daerah yang datar. Kita akan pakai BRT yang hari ini kita launching bus listriknya. Antarregional Insyaallah ada LRT yang sudah disepakati rutenya, antar bukit-bukit mimpi dulu yang namanya cable car itu akan dimulai dan dihidupkan lagi,” pungkas Ridwan.
Senior Manager TJSL dan Stakeholder Relationship PT INKA (Persero), Bambang Ramadhiarto mengungkapkan bahwa pengoperasian di Bandung ini merupakan kota kedua setelah Surabaya yang telah dimulai Selasa, 20 Desember 2022 kemarin.
“8 bus listrik sudah kami sediakan di Bandung, dan Bandung ini kota ke dua pengoperasian bus listrik E-Inobus setelah Surabaya. Bus listrik ini merupakan armada angkutan untuk KTT G20 kemarin, yakni yang berdimensi panjang 8 meter,” jelas Bambang.
Bus listrik berkapasitas 19 hingga 25 penumpang ini memiliki kapasitas baterai 138 kWh dengan waktu charging 1 hingga 3 jam. Dengan kapastias tersebut, bus listrik E-Inobus mampu menempuh jarak 160 kilometer.
PT INKA (Persero) juga memproduksi charger untuk bus listrik dengan merk SETRUM yang merupakan akronim Sustainable Energy to Rejuvenate the Environment. Charger tersebut memiliki input voltage 380 Vac dengan daya output maksimum 120 kW atau 60 kW x 2.










