Kalau pengetahuan dan ketrampilan bermain basket, lanjutnya seiring dengan adanya program tatap muka otomatis kebiasaan atau habits teknik dribling, passing maupun shooting jauh lebih mudah untuk diperbaiki. Tetapi mind set, pola pikir dan behavior menjadi chalenge (tantangan) tersendiri bagi pelatih.
Pelatih asal Probolinggo itu menuturkan pendekatan menjadi kata kunci yang mendasar. Kemungkinan hanya sekedar menanyakan khabar tetapi hal tersebut sangat mempengaruhi hubungan emosional antara pelatih dan anak didik.
Lebih lanjut Budi menyarankan bagi pelatih muda, diluar membahas pengetahuan bola basket, akan lebih membantu apabila dia juga memahami bentuk-bentuk pendekatan komunikasi yang lebih efisien, mengena dan inovatif karena saat ini berada dalam era digital.
“Hampir semua anak sekarang dipermudah dengan teknologi gate judge yang sebenarnya tidak menjadi kendala bagi pelatih muda untuk menguasai. Tetapi kita berupaya merespon bentuk komunikasi dengan anak didik untuk membangun hubungan emosional dengan mereka,” ujar Alumni Unesa Surabaya itu.
Lebih lanjut Budi menambahkan secara umum kualitas pelatih basket muda yang ada di Jatim saat ini jauh lebih baik. Kemungkinan hal tersebut juga ditunjang dengan kemajuan teknologi sehingga memudahkan mendapatkan akses informasi bola basket.
“Itu yang membuat pelatih muda proses belajarnya jauh lebih cepat, tinggal selanjutnya bagaimana konsisten dalam kompetensi untuk selalu upgrade dan membangun relasi dengan pelatih lain yang diluar karena ilmu bola basket juga terus berkembang,” pungkas Budi.////
