Ratna mengungkapkan, jika luka pada tubuh anaknya TG, masih dirasakan sakit meski tidak separah paska-awal kejadian.
“Jika dikatakan pulih sih masih belum, karena kami masih melakukan kontrol rutin ke dokter untuk pemulihan luka memar bagian dalam tubuh anak kami dengan biaya sendiri,” ujarnya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Kalipuro, Panuri berjanji untuk menjaga korban TG dari sasaran pembullyan oleh para siswa lainnya pasca-mencuatnya kasus tindakan kekerasan ini. “Itu yang kami jaga agar tidak ada pembullyan kepada korban. Tetapi tadi sudah saya tanyakan dan hal itu tidak terjadi,” kata Panuri.
Panuri yang baru saja menjabat kepala sekolah SMKN 1 Kalipuro selama tiga bulan ini akan merubah aturan yang dinilai berpotensi penyalahgunaan wewenang untuk melakukan tindakan kekerasan di sekolah yang dipimpinnya.
“Sistem pendidikan ketarunaan (di SMKN 1 Kalipuro) akan saya rubah karena sudah tidak sesuai, dan berpotensi penyalahgunaan wewenang. Itu harus diubah semuanya,” tegas Panuri.
Tak hanya itu, Panuri juga akan meningkatkan pengawasan di lingkungan SMKN 1 Kalipuro dengan menempatkan petugas – petugas untuk mengawasi kegiatan para siswa di sekolah. “Supaya tidak terjadi lagi perpeloncoan dan hal buruk lainnya kepada siswa,” pungkasnya. //












