Ibu itupun masih bingung mau cari kemana uang sebanyak itu. Dirinya pun berniat akan menjual barang yang dimilikinya. Bahkan, burung peliharaan suaminya pun bakal dijual demi anaknya untuk dapat menuntut ilmu di sekolahan negeri bernuansa islami tersebut.
“Demi anak, apapun akan saya jual untuk biaya anak sekolah. Meski ekonomi kami saat ini masih sulit,”ujarnya.
Beda halnya, dengan Hendri salah seorang wali murid lainya. Dia mengurungkan niatnya untuk menyekolahkan buah hatinya di MTs Negeri 1 Banyuwangi lantaran terkejut dengan biaya jutaan rupiah tersebut.
“Saya batal menyekolahkan anak saya disini, kok masih ada biaya di sekolah Negeri yang telah mendapatkan dana BOS dari pemerintah,” kata Hendri.
“Apalagi rinciannya tidak jelas seperti itu, dan harus dibayar lunas,”kesalnya.
Sementara itu, Salman, M.Pd Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Banyuwangi membantah adanya pungutan di sekolahnya itu. Bahkan dia menegaskan jika ada wali murid yang tidak mampu bisa dikomunikasikan dengan baik.
“Bagi orang tua yang tidak mampu kami tidak memaksa justru kami harus menjembatani. Di sisi lain, sekolahan ini untuk mengembangkan mutu maka kami butuh partisipasi. Maka dari itu, kami undang. Walaupun jumlahnya itu tidak banyak,”tegasnya.
Disinggung, besaran biaya partisipasi wali murid untuk membantu pengembangan mutu sekolahan hingga jutaan rupiah, Salman tidak berkenan untuk berterus terang menjelaskan secara detail.
“Gak sampai segitu kok, jadi kemarin saya usulkan ke komite dan jumlahnya turun kok,” Pungkasnya. (guh)











