Kohati Banyuwangi Serukan Penghapusan Tindak Kekerasan terhadap Perempuan

by -9 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono


Banyuwangi, seblang.com – Korps HMI-Wati (Kohati) Cabang Banyuwangi memperingati 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKTP) dengan menggelar diskusi publik di Aula Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Banyuwangi, Minggu (14/12/2025).

Kegiatan tersebut menjadi wujud keterlibatan aktif Kohati sebagai badan semi otonom Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang selama ini konsisten mengawal isu perempuan dan anak. Peringatan 16 HAKTP sendiri berlangsung setiap tahun mulai 25 November, yang diperingati sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, hingga 10 Desember, Hari Hak Asasi Manusia.


Ketua Panitia Diskusi Publik Kohati Banyuwangi, Dwi Cahya Oktavia, menegaskan bahwa rangkaian 16 HAKTP bukan sekadar agenda seremonial.
“Penghubung dua tanggal ini menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak asasi manusia, bukan urusan privat yang bisa ditoleransi,” ujarnya.

Pada peringatan 16 HAKTP tahun ini, Kohati Banyuwangi mengusung tema “Mengurai Akar Kekerasan terhadap Perempuan: Perspektif Sosial, Hukum, dan Ekonomi.” Tema tersebut dibahas bersama tiga narasumber, yakni Fitriatul Masruroh, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Nikmatul Keumala Nofa Yuwono selaku akademisi hukum, serta Rachmawati, yang mengulas persoalan kekerasan terhadap perempuan dari berbagai sudut pandang.

Ketua Umum Kohati Cabang Banyuwangi, Nova Rosytha, menekankan pentingnya keberanian untuk menolak dan melaporkan segala bentuk kekerasan. Menurutnya, kekerasan terhadap perempuan kerap dinormalisasi karena dianggap sebagai hal biasa atau aib.
“Padahal, sikap diam justru membuat kekerasan terus berulang,” katanya.

Nova menambahkan, kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran publik, mendorong advokasi, serta memperkuat aksi nyata dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Ia juga menegaskan bahwa Kohati Banyuwangi siap menjadi ruang aduan dan pendampingan bagi perempuan korban kekerasan, khususnya kekerasan seksual.

Sementara itu, perwakilan HMI Cabang Banyuwangi, Muhamad Miswan, mengingatkan bahwa perempuan memiliki peran yang sangat vital dalam peradaban Islam. Ia mencontohkan sosok Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW, yang mendukung perjuangan Rasulullah, termasuk secara ekonomi.
“Perempuan juga adalah ibu kita. Selama kekerasan terhadap perempuan masih terjadi, berarti kita sedang mengingkari peran mulia tersebut,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari pemerintah daerah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga. Hartini, yang mewakili Plt Kepala Dispora Banyuwangi, menyampaikan apresiasi kepada Kohati Banyuwangi yang dinilai sebagai organisasi pertama yang menggelar kegiatan 16 HAKTP di lingkungan kantornya.
“Kami menyambut baik inisiatif ini dan siap mendukung kegiatan positif yang berfokus pada penguatan kualitas sumber daya manusia serta perlindungan hak-hak perempuan,” katanya.

Melalui peringatan 16 HAKTP 2025, Kohati Banyuwangi berharap semakin banyak pihak terlibat aktif dalam mencegah dan menghapus tindak kekerasan terhadap perempuan, tidak hanya sebatas wacana, tetapi menjadi gerakan bersama.///////////

iklan warung gazebo