Tak hanya berfungsi sebagai penghasil telur, kandang tersebut juga menjadi media edukasi. Limbah kotoran ayam yang dicampur sekam dimanfaatkan sebagai pupuk organik, yang bisa menyuburkan tanah dan mendukung pertanian lokal.
“Dengan kandang yang dimodifikasi, kotoran ternak ayam langsung terbuang ke tanah yang nantinya bisa dipakai untuk menyuburkan tanaman,” terang Endah.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa ketahanan pangan tidak harus bergantung pada modal besar, namun bisa dimulai dari lahan sempit dan sederhana.
“Peternakan ini memang mini, tapi gagasannya besar. Kami ingin setiap warga Pakisaji sadar bahwa pangan itu bisa diproduksi, bukan hanya dibeli,” tandasnya.
Selain peternakan ayam petelur, Kecamatan Pakisaji juga mengembangkan budidaya ikan lele yang ditempatkan di sebelah kandang ayam. Endah berharap inovasi ini bisa ditiru dan diterapkan oleh warga Pakisaji dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan.