Ada beberapa kendala yang akan dihadapi saat mendatangkan begitu banyak indukan sapi dari luar negeri karena butuh waktu, lahan, infrastruktur, tata niaga dan lainnya.
“Namun begitu itu yang harus kita laksanakan, kalua enggak akan selamanya begini terus,” imbuhnya.
Wamentan berharap BBIB Singosari dan Lemang mampu memproduksi sapi-sapi indukan atau sapi betina, karena secara teknologi BBIB mampu.
“kita sudah memiliki ekologinya, jadi sapi yang mau melahirkan nantinya sebanyak mungkin lahir indukan betina, sehingga kalau sapi melahirkan betina nantinya bisa beranak terus karena kita memiliki indukan yang banyak,” tandasnya.
Pasca wabah Penyakit Mulut dn Kuku (PMK) yang terjadi pada sapi, Wamentan mengakui berkurangnya stok indukan yang ada di Jawa Timur, ada sekitar 40 persen berkurangnya akibat adanya penyakit PMK tersebut, selain itu ketersediaan vaksin untuk sapi yang terjangkit PMK yang harus dipikirkan.
“Indukan lokal saat ini masih bisa diandalkan, namun tidak seperti dulu lagi sebelum adanya penyakit PMK, di Jatim stok sapi yang sebelumnya sekitar 5 juta, sekarang tesisa 3,3 juta, lumayan hamper 40 pesen,” pungkas Wamentan RI Sudaryono.