Wader Kesit Jadi Ikon Banyuwangi Batik Festival 2025, Kain Lokal Makin Terkenal di Indonesia

by -19 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Batik Banyuwangi kembali mencuri perhatian melalui gelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2025. Tahun ini, motif lawas “Wader Kesit” tampil sebagai ikon utama yang merepresentasikan semangat adaptif masyarakat Banyuwangi sekaligus menjadi simbol kebangkitan industri kreatif daerah.

Diselenggarakan di Gesibu Blambangan, Sabtu malam (19/10/2025), festival ini menampilkan 60 karya busana batik hasil kolaborasi 15 desainer dan pembatik lokal. Panggung BBF berubah menjadi arena kreativitas, menampilkan koleksi “ready to wear” dengan kombinasi warna yang beragam — mulai dari nuansa bumi seperti krem, coklat muda, dan terakota hingga warna cerah biru, merah, kuning, dan jingga.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan bahwa BBF bukan sekadar peragaan busana, melainkan wujud semangat kolaborasi antar pelaku industri batik.“BBF adalah jembatan yang menghubungkan para pengrajin dengan industri. Ini wujud semangat bersama untuk mengangkat wastra Banyuwangi ke panggung nasional,” ujar Ipuk di hadapan ribuan penonton.

Motif “Wader Kesit” sendiri diangkat dari filosofi ikan kecil yang hidup di sungai — simbol ketangguhan dan kelincahan warga Banyuwangi dalam menghadapi perubahan zaman. Setiap tahun, BBF konsisten menampilkan motif khas Banyuwangi sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya. Sejak pertama digelar pada 2013, festival ini telah mengangkat berbagai motif lokal seperti Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Sembruk Cacing, Paras Gempal, Gedhekan, hingga Jenon.

Ipuk juga mengapresiasi kolaborasi dengan Kantor OJK Jember yang turut menghadirkan program Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dalam rangkaian BBF.

“Sinergi ini memperkuat literasi finansial pelaku industri batik agar lebih mandiri dan berdaya saing,” tambahnya.

Bagi pelaku usaha, BBF menjadi momentum penting untuk menjaga keberlanjutan industri batik. Samsudin, pelaku IKM Batik Banjarwangi, menuturkan bahwa ajang ini mampu menggerakkan seluruh rantai industri batik dari produksi hingga pemasaran.

“Event seperti BBF membuat industri batik Banyuwangi terus bergairah,” ujarnya.

Dari sisi produksi, BBF memberi ruang bagi pembatik untuk berinovasi meningkatkan kualitas kain dan desain busana. Sementara dari sisi promosi, festival ini membuka peluang besar memperluas pasar dan meningkatkan omzet para pelaku IKM.

Hal senada disampaikan Siti Romelah dari IKM Batik My Isoen, yang telah menjadi peserta tetap sejak awal penyelenggaraan.“Ada sekitar 60 motif batik Banyuwangi yang belum banyak dikenal publik. Melalui BBF, motif-motif itu kini makin diminati dan menjadi tren setiap tahun,” katanya.

Rangkaian kegiatan Banyuwangi Batik Festival dan Bulan Inklusi Keuangan OJK sebelumnya juga diisi dengan berbagai agenda pendukung sejak 17–18 Oktober 2025, seperti workshop batik, pameran produk UMKM, serta edukasi keuangan bagi pelaku usaha kecil./////////////

iklan warung gazebo