“Kita bandingkan antara Januari 2022 dengan 2023, kemudian Juni 2022 dengan 2023 jumlahnya masih sama tidak ada perubahan, indikasinya memang ada peningkatan permintaan,” jelas Denny.
Sejak pemerintah menetapkan covid-19 menjadi endemi sekitar dua bulan lalu itu, menurutnya, permintaan elpiji 3 kg naik cukup signifikan. Bahkan, menurutnya, secara nasional sebenarnya ada peningkatan permintaan kurang lebih 2 persen untuk elpiji 3 kg.
Untuk menyikapi kondisi saat ini, lanjut Denny pihaknya akan mencoba untuk menstabilkan atau menormalkan kelangkaan. Pertamina akan menambahkan suplai langsung ke pangkalan-pangkalan. Oleh karena itu, masyarakat dihimbau mencari elpiji 3 kg ke pangkalan resmi dan tidak perlu berlebihan serta membeli sesuai kebutuhan.
“Kalau ke toko kami khawatirkan ada spekulan yang menaikkan harga sehingga menjadi isu ada kenaikan harga elpijinya. Kalau di pangkalan resmi kami tetap jual sesuai HET yaitu Rp 16 ribu di Jawa Timur,” tambahnya.
Lebih lanjut Denny menjelaskan, untuk Banyuwangi kuota dari pemerintah pusat sebanyak 54 ribu metrik ton. Angka ini, menurutnya, memang ada penurunan dibanding kuota tahun lalu. Tapi, saat ini jumlah yang didistribusikan jumlahnya sama.
“Jadi jumlah yang kami salurkan masih sama dengan tahun lalu. Sampai bulan juli perkiraan kita sudah over 6 persen dari kuota yang ada 54 ribu metrik ton,” tegasnya.
Sampai akhir tahun, kanjut dia diperkirakan ada over penyaluran elpiji 3 kg sekitar 3 -4 persen. Tapi saat ini yang disalurkan masih sama dengan jumlah yang ada yaitu sekitar 153 -155 metrik ton perhari untuk seluruh wilayah Banyuwangi yang terdistribusi pada 1.700 pangkalan dan setiap desa sudah ada, minimal satu pangkalan. “Agar masyarakat bisa menjangkau harga elpiji 3 Kg sesuai dengan HET,” pungkasnya.///










