Banyuwangi, seblang.com – Uji coba pendaftaran bantuan sosial (bansos) secara digital resmi dimulai di Banyuwangi. Kabupaten ujung timur Jawa ini ditunjuk sebagai lokasi perdana pilot project nasional program digitalisasi bansos, yang merupakan mandat Presiden Prabowo untuk memastikan penyaluran lebih tepat sasaran.
Pelaksanaan perdana dilakukan di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, dan Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi, Kamis (18/9/2025). Warga terlihat antusias mendaftar, baik secara mandiri maupun difasilitasi agen perlindungan sosial (perlinsos) di balai desa.
Kepala Desa Kemiren, M. Arifin, menyebut dari 1.147 kepala keluarga di desanya, sekitar 400 merupakan penerima bansos. Ia berharap sistem digital membuka akses lebih luas bagi warga yang benar-benar membutuhkan. “Siapapun warga yang merasa membutuhkan bisa mendaftar. Semoga mereka yang selama ini belum pernah menerima bantuan bisa terakomodasi,” ujarnya.
Kepala Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Joko Mukhlis, menilai sistem digital bakal mempermudah kerja desa. Menurutnya, kasus warga yang sudah tidak layak tetapi tetap tercatat sebagai penerima bansos akan teratasi. “Dengan sistem ini, mereka yang taraf hidupnya sudah meningkat akan otomatis terhapus,” tegasnya.
Ketua Bamag Banyuwangi, Pendeta Anang, juga menyambut baik terobosan ini. Menurutnya, digitalisasi mampu menutup celah penyimpangan dan meminimalisir kesalahan pendataan. “Kami apresiasi langkah ini karena bisa segera membenahi kekurangan penyaluran bansos konvensional,” katanya.
Di tingkat warga, antusiasme juga terlihat. Maryati (60), buruh tani asal Kemiren, mengaku baru pertama kali mendaftar bansos. “Saya dan anak saya sama-sama buruh tani, tapi belum pernah dapat bantuan. Semoga kali ini bisa,” ucapnya.











