Kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa ini juga mendapatkan predikat daerah dengan nilai tertinggi dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP) dengan predikat A, bersama dengan sejumlah penghargaan lainnya.
“Tak kurang dari 105 penghargaan diterima Banyuwangi dari tahun 2021 hingga 2023,” ungkap Ipuk.
Lebih lanjut, tren positif kunjungan wisatawan mencerminkan pemulihan sektor pariwisata pasca-pandemi. Jumlah kunjungan wisatawan domestik meningkat dari 1.865.553 pada tahun 2021 menjadi 2.948.543 pada tahun 2022. Sementara itu, wisatawan asing yang datang ke Banyuwangi mencapai 3.854 orang (2021), 29.020 orang (2022), dan 36.829 orang (2023).
Berkat inovasi dan prestasi ini, Banyuwangi dijanjikan alokasi insentif fiskal sebesar Rp32,61 miliar untuk tahun 2024, menjadikannya daerah dengan alokasi insentif fiskal terbesar di Indonesia.
“Insentif ini akan kami manfaatkan secara optimal untuk kegiatan yang memiliki dampak langsung bagi masyarakat,” jelas Ipuk.
Ipuk mengakhiri dengan menyatakan rasa syukur atas pencapaian ini, yang menurutnya merupakan berkat doa dari ulama dan anak yatim yang selalu hadir dalam setiap acara di Banyuwangi. Meski telah mencapai kemajuan signifikan, Ipuk mengakui masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki.
“Kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam pelayanan. Kami meminta bimbingan dan arahan dari para ulama agar bisa terus memperbaiki ke depannya,” tutup Ipuk.//////












