Tidak ada Jalan Tol Menuju Surga

by -2369 Views
Wartawan: Ano
Editor: Herry W. Sulaksono
Anwar Hudijono


Karena tahu ujian adalah jalan ke surga,  para sahabat Nabi biasanya bertanya- tanya kalau lama tidak mendapat ujian. Padahal ujian untuk mereka ini bukan recehan. Mereka mengalami gelombang ujian berat seperti kemelaratan, sakit, kematian, penindasan, penyiksaan.

Jika sepi ujian mereka takut Allah meninggalkannya. Sebab jika Allah menyatakan cinta kepada hamba-Nya  itu dengan memberi ujian dengan kegetiran.


Ini berbeda dengan pandangan orang kebanyakan. “… apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan maka dia berkata Tuhanku telah memuliakanku. Namun, apabila mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”   (QS. Al Fajr 15-16).

Para  sahabat  khawatir hidup yang enjoy-enjoy, enak-enak  saja dapat membuat dirinya terlena dan lengah. Masuk perangkap kenikmatan dunia yang  palsu, semu. “Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang mempedaya.” (QS. Ali Imran 185).

Mereka mafhum, ujian kegetiran justru dapat membuat dirinya semakin dekat dengan Allah. Ujian yang bertubi-tubi membuat dirinya semakin sabar. Dan pahala sabar itu tanpa batas.

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar 10).

Balasan sabar adalah surga. “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat berkesudahan itu. (QS Ar Ra’d 24).

Kelak di Yaumul Mizan (Hari Penimbangan), menurut Ust Oemar Mitha dalam chanel Youtube dengan mengutip Hadits sahih, manusia akan dibagi dua golongan. Yaitu golongan Ahlul Musibah (semasa hidup di dunia banyak mengalami ujian kegetiran hidup) dan Ahlul Afiyah ( semasa hidup di dunia banyak enaknya).

Allah memerintahkan timbang dulu Ahlul Musibah. Setelah dilakukan penimbangan ternyata dosa mereka tinggal sedikit karena dikurangi penderitaannya di dunia. Lantas Allah memerintahkan agar kepada Ahlul Musibah diberi tiga hal yaitu afiat (kekuatan), khairan (kebaikan/surga) dan manzilah (tingkat tinggi). Tempat yang tinggi di surga.

Begitu melihat bagaimana Allah memperlakukan Ahlul Musibah demikian, para Ahlul Afiah melongo seraya berdoa. Ya Rabbi, sekiranya aku dikembalikan ke dunia aku rela menderita sakit sampai dagingku lepas agar bisa merasakan balasan Ahlul Musibah. Allahu a’lam

Anwar Hudijono, wartawan senior tinggal di Sidoarjo

iklan warung gazebo