Berbeda dengan apa yang di sampaikan ST dan NR. Rofik Azmi, tokoh masyarakat lainnya mengatakan, dirinya justru menilai bahwa ada dugaan pembiaran dan lemahnya pengawasan oleh pihak dinas pengairan Banyuwangi.
“Ambrolnya plengsengan ini sudah kedua kalinya dengan jarak yang tidak begitu lama dalam setahun. Padahal bangunan masih tergolong dan baru menggunakan alokasi dana dari pemerintah, namun fakta di lapangan berbeda dengan harapan kita semua. Tidak hanya ambrol bahkan, konstruksi bangunan di beberapa tempat terjadi retak memanjang,” beber Rofik Azmi
Rofik menduga bahwa memang adanya pengawasan yang kurang maksimal selama pekerjaan proyek. “Dugaan saya memang kurangnya pengawasan dari pihak dinas terkait, padahal lokasi plengsengan tersebut bisa dikatakan dekat dengan kantor Korsda genteng. Maka rusaknya plengsengan tersebut tangung jawab pihak Dinas Pengairan dan wajib diperbaiki sebelum terjadi ambrol yang lebih parah dan jatuh korban, dikarekan ada bangunan usaha masayarakat di atasnya,” tegasnya .
Sementara Kepala Korsda Genteng Jarwadi diduga belum mendapatkan laporan dari Petugas Lapangan (PL) wilayah kerja Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng.
“Terima kasih infonya, nanti biar di croschek dulu sama p jurunya. Dulu sudah kalau sekarang ada lagi ya mungkin belum surve. Oke terimakasih setelah saya kroscek saya laporkan ke dinas. Ya saya laporkan ke dinas dulu biar dinas yang menangani,” jawab Jarwadi melalui pesan singkat WhatsApp. Sabtu (20/5) ./////










